NEW YORK - Harga minyak naik lebih dari 2% pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), mencapai tingkat tertinggi dalam sekitar sebulan terakhir, didukung oleh data Pemerintah AS yang menunjukkan penurunan lebih besar dari perkiraan dalam stok minyak mentah karena ekspor mencapai rekor tertinggi, dan penurunan tak terduga dalam stok produk minyak olahan.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus naik USD1,55 atau 2,7%, menjadi menetap pada USD59,38 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus naik USD1,44 atau 2,2%, ditutup pada USD66,49 per barel di London ICE Futures Exchange. Demikian dikutip dari Antaranews, Kamis (27/6/2019).
Persediaan minyak mentah turun 12,8 juta barel pekan lalu, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan, jauh melampaui ekspektasi analis untuk penurunan 2,5 juta barel. Itu merupakan penurunan paling banyak sejak September 2016, menurut unit statistik Departemen Energi.
Baca Juga: Harga Minyak Bervariasi Imbas Ketegangan AS dengan Iran
Impor bersih minyak mentah AS turun minggu lalu sebesar 1,2 juta barel per hari (bph). Ekspor minyak mentah secara keseluruhan naik menjadi 3,8 juta barel per hari, mengalahkan rekor sebelumnya 3,6 juta barel per hari pada Februari.
"Banyak penarikan (persediaan) ini karena permintaan yang kuat," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group di Chicago. "Kami akhirnya melihat dampak dari pengurangan produksi OPEC dan mulai melihat pengurangan Venezuela."
Stok bensin turun 996.000 barel, sementara stok sulingan turun 2,4 juta barel, data EIA menunjukkan.
Penarikan produk-produk minyak olahan terjadi bersamaan dengan berita bahwa kilang terbesar dan tertua di Pantai Timur AS akan ditutup setelah kebakaran besar minggu lalu, yang menyebabkan kerusakan besar.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun meski Stok AS Anjlok
Philadelphia Energy Solutions (PES) berencana untuk menutup kompleks kilang 335.000 barel per hari itu pada bulan depan, walikota Philadelphia dikonfirmasi setelah dua sumber mengatakan kepada Reuters tentang rencana tersebut.
Harga bensin AS naik empat persen, setelah meningkat ke level tertinggi sejak 23 Mei dalam perdagangan semalam.
"Karena data (EIA) kemungkinan tidak mengambil dampak penuh dari tidak beroperasinya PES, pengurangan tajam tambahan dalam pasokan bensin di PADD (Petroleum Administration for Defense Districts) 1 kemungkinan muncul dalam data EIA minggu depan," kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates dalam sebuah catatan.