S&P Naikkan Peringkat Utang Bank Mandiri Jadi BBB-

Yohana Artha Uly, Jurnalis
Senin 01 Juli 2019 22:06 WIB
Bank Mandiri (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Lembaga pemeringkat internasional, S&P’s Ratings menaikkan peringkat utang jangka panjang Bank Mandiri menjadi BBB- dengan outlook stabil, dari sebelumnya BB+. Peringkat baru ini berlaku untuk utang yang akan dilakukan perseroan dalam mata uang rupiah, maupun valuta asing.

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Panji Irawan menyatakan, kenaikan peringkat tersebut menjadikan Bank Mandiri mendapatkan peringkat investment grade dari tiga lembaga pemeringkat dan satu lembaga pemeringkat domestik.

Di samping S&P’s, lembaga pemeringkat lainnya yaitu Moody’s dengan peringkat Baa2 outlook stabil, Fitch dengan peringkat BBB- outlook stabil, dan Pefindo dengan peringkat idAAA outlook stabil.

Baca Juga: Bank Mandiri Bagi Dividen Rp11,2 Triliun

“Kami berharap naiknya peringkat utang ini dapat memperkuat kredibilitas Bank Mandiri di mata investor dan para pemangku kepentingan sektor keuangan Tanah Air. Semoga rating yang semakin membaik ini juga ikut berkontribusi pada pertumbuhan investasi di Indonesia,” kata Panji dalam keterangan tertulis, Senin (1/7/2019).

Bank Mandiri berharap peringkat utang terbaru itu juga akan memberikan dampak positif terhadap akses perseroan di pasar modal, serta meningkatkan value bagi investor. Kata Panji, bank plat merah itu bakal terus mendorong perbaikan kinerja melalui penajaman fokus bisnis, inovasi produk dan layanan keuangan, serta monitoring kualitas aset yang ketat.

Baca Juga: Bank Mandiri Kucurkan Kredit Rp790,5 Triliun Selama 3 Bulan

Pada kuartal I 2019, Bank Mandiri mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 23,4% yoy menjadi Rp7,2 triliun. Realisasi itu ditopang pertumbuhan kredit tahunan sebesar 12,4% menjadi Rp790,5 triliun dan penurunan rasio kredit bermasalah atau NPL menjadi 2,68.

Menurunnya rasio kredit bermasalah tersebut itu, menurut Panji, juga mendorong penurunan alokasi biaya pencadangan yang harus disisihkan perseroan. Tercatat, pada kuartal I 2019 biaya pencadangan yang disiapkan perseroan sebesar Rp2,8 triliun atau turun 28,1% yoy.

“S&P sendiri meyakini perbankan Indonesia akan memiliki benefit yang lebih dari situasi ekonomi saat ini yang terus membaik, dimana dalam 10 tahun terakhir rata-rata PDB perkapita riil Indonesia tercatat tumbuh sebesar 4,1%, lebih baik daripada rata-rata pertumbuhan negara dengan tingkat upah sama yakni 2,2%,” jelas dia.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya