JAKARTA - CEO AirAsia Tony Fernandes menceritakan perjalanannya membangun perusahaan maskapai berwarna merah itu. Semula, perusahaan yang dipimpinnya nyaris bangkrut dan dililit banyak utang. Tidak hanya di situ, bahkan AirAsia mengalami defisit hampir USD 1 juta per bulan kala itu.
Kondisi ini tidaklah mudah, bahkan AirAsia dulunya diprediksi tidak punya masa depan yang jelas. "Jadi sebelum ditangani saya, AirAsia ini hanya punya sedikit rute. Namun kita perlahan bisa membangun perusahaan dengan penerbangan dengan tiket murah. Dan 16 tahun lalu, saya tidak punya pemahaman banyak soal airlines," ujar Tony pada saat bedah buku berjudul Flying High yang berisi biografi dirinya, di Plaza Senayan, Jakarta, Kamis (4/7/2019).
Dia menjelaskan, pada 16 tahun lalu, dirinya memulai pekerjaan dengan keras, melawan orang-orang yang meremehkannya. Namun kini dia bisa mematahkan padangan mereka. Fernandez berhasil mewujudkan mimpinya membangun sebuah usaha yang gemilang.
Baca Juga: Rahasia AirAsia Jual Harga Tiket Pesawat Murah
Tidak pernah ada yang menyangka bahwa Fernandez memulai keberhasilan kariernya dari dunia musik sebagai pelaku bisnis di Warner Group, hingga akhirnya menjadi CEO AirAsia.