BALIKPAPAN – PT Pertamina (Persero) melakukan ekspor perdana cairan fluida atau Smooth Fluid 05 (SF-05) sebanyak 4.000 barel ke Aljazair. SF-05 merupakan cairan base oil yang digunakan untuk menunjang kegiatan aktivitas operasi pengeboran minyak di wilayah kerja.
”Ekspor perdana merupakan milestone untuk diterima di pasar global. Harapannya produk SF-05 dapat diterima, tidak hanya customer di Algeria, tapi juga di seluruh dunia,” ujar Direktur Pemasaran Korporat Pertamina Basuki Trikora Putra di acara pelepasan ekspor perdana SF-05 di Terminal LPG Pertamina Balikpapan, Kalimantan Timur, kemarin.
Baca Juga: Pertamina-Saudi Aramco Sepakat Lanjutkan Proyek Kilang Cilacap
Menurut dia, ekspor tersebut merupakan sinergi Pertamina Group, yakni PT Pertamina Lubricants dan Petrochemical Trading. Terdapat 27 isotank yang dilepas untuk diekspor ke Aljazair dengan nilai mencapai lebih dari Rp10 miliar.
”Pemuatan kargo ekspor akan dilakukan mulai 3-6 Juli 2019 dari Kilang Balikpapan dengan kapasitas produksi 1,8 juta barel per tahun. Kapasitas produksi ini cukup untuk memenuhi dalam Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) di dalam negeri maupun ekspor,” kata dia.
Dia memastikan produk SF- 05 sudah melalui uji ramah lingkungan yang meliputi biodegradability, LC50 pengaruh SF-05 terhadap biota laut, skin irritation, dan eye irritation dengan hasil jauh lebih baik dari standar internasional US-EPA dan OECD. Bahkan SF-05 dipastikan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan minyak diesel. Adapun untuk kualitas produk SF-05 tersebut telah disesuaikan dengan kebutuhan lapangan minyak di Aljazair yang memiliki karakteristik lumpur pengeboran dengan Specific Gravity (SG) antara 1,26-2,06.
”SF-05 ini akan digunakan untuk kegiatan operasi di lapangan produksi Pertamina Aljazair EP (PAEP) merupakan anak usaha Pertamina Internasional EP bersama Repsol dan Sonatrach di Aljazair,” kata dia.
Baca Juga: Laba Bersih Pertamina Turun Tipis Jadi USD2,53 Miliar pada 2018
Untuk saat ini PAEP telah mengoperasikan 67 sumur minyak di Aljazair dengan kapasitas produksi mencapai 20.000 barel per hari (bph). Adapun produk SF-05 tersebut akan digunakan untuk pengembangan 20 sumur pada 2019-2020. Sedangkan ekspor perdana SF-05 tersebut akan digunakan untuk dua sumur di antaranya sumur 10 dan 11 di Blok Menzel Lejmet North (MLN) di Aljazair.
Penggunaan SF-05 akan dilanjutkan untuk kegiatan pengembangan sumur 12 sampai sumur 20 dengan total kebutuhan mencapai 32.000 barel. ”Ekspansi Pertamina keluar negeri ini diharapkan mampu menurunkan defisit neraca perdagangan,” kata dia.
Ciptakan Efisiensi Pengeboran
PT Pertamina Internasional EP (PIEP) memastikan penggunaan SF-05 akan menciptakan efisiensi kegiatan operasi pengeboran sumur minyak Pertamina Aljazair EP. Efisiensi itu diciptakan dari sebelumnya menggunakan bahan baku diesel kemudian sekarang diganti dengan bahan baku sintetis.
”Kalau bahan baku diesel ketika ngebor masih ada proses sendiri saat melakukan heating ada biaya sendiri untuk pembakaran. Nah, dengan SF-05, 80% akan terdegradasi dengan sendirinya,” kata Dirut Pertamina Internasional EP Denie Tampubolon. Namun, pihaknya tidak menyebut berapa efisiensi yang akan diperoleh dari penggunaan SF-05.
Efisiensi baru akan diketahui ketika cairan fluida itu sudah digunakan untuk kegiatan pengeboran. Tak hanya itu, pihaknya juga ingin penggunaan SF-05 lebih ramah lingkungan saat melakukan pengeboran.
”Efisiensi itu timbul dari biaya processing. Dan hitungan kami sekarang itu lebih efisien walaupun keluar biaya impor,” kata dia.
Pada kesempatan tersebut, Denie Tampubolon menargetkan tahun ini produksi minyak Pertamina di Aljazair meningkat 10%. Hal itu sesuai rencana (Plan of Development /POD), karena tahun lalu Pertamina Aljazair EP telah mulai mengebor sebanyak 20 sumur sampai dengan 2020 mendatang. ”Jadi angkanya saat ini sekitar 20.000 barel per hari targetnya meningkat 10% itu. Jadi 22.000-23.000 bph,” kata dia.
Selain Aljazair, Pertamina Internasional EP juga terus berupaya meningkatkan produksi di luar negeri. Tahun lalu, PIEP berhasil membawa produksi minyaknya ke dalam negeri sebesar 18.000 barel.
”Ke depan akan terus kami tingkatkan. Untuk tahun ini kami targetkan naik 10% dari total seluruh lapangan di luar negeri,” kata dia.
Untuk target produksi migas PIEP tahun ini sekitar 160.000 barrel oil equivalent (BOE). Tahun lalu, PIEP memproduksi minyak sebanyak 102.000 BOPD dan gas 299 MMSCFD dari Aljazair, Malaysia, Irak, Gabon, dan Tanzania.
(Dani Jumadil Akhir)