JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, penurunan tingkat ketimpangan atau gini ratio seiring dengan pertumbuhan ekonomi, merupakan prestasi bagi sebuah negara. Hal itu yang tengah dialami Indonesia saat ini.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan gini ratio pada Maret 2019 sebesar 0,382, lebih rendah dari posisi September 2018 yang sebesar 0,384 dan Maret 2018 yang sebesar 0,389. Dengan demikian, jarak antara penduduk kaya dan miskin semakin mengecil.
Baca juga: Ketimpangan si Kaya dan si Miskin di Indonesia Turun
"Apa yang sudah dicapai beberapa tahun ini di mana pertumbuhan diiringi dengan penurunan gini ratio itu suatu prestasi yang tidak semua negara bisa melakukannya," kata Darmin ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (15/7/2019).
Dia menjelaskan, ketika terjadi pertumbuhan ekonomi, maka bukan hal yang sulit untuk tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran turut turun. Namun, berbeda halnya dengan gini ratio, yang merupakan indikator untuk mengetahui tingkat pemerataan ekonomi.
Baca juga: Penyebab Utama Kemiskinan Indonesia: Beras dan Rokok
"Tapi kalau pertumbuhan ekonomi seiring dengan penurunan gini rasio itu hal yang susah," kata dia.
Sekedar diketahui, BPS mencatat gini ratio di perkotaan pada Maret 2019 tercatat sebesar 0,392, turun dibandingkan dengan Maret 2018 yang sebesar 0,401. Namun naik bila dibanding gini ratio September 2018 yang sebesar 0,391.