Bisnis Terancam, Ini Strategi Pegadaian Bertahan di Era Digitalisasi

Yohana Artha Uly, Jurnalis
Jum'at 26 Juli 2019 13:08 WIB
Ilustrasi: Foto Okezone
Share :

YOGYAKARTA - Perkembangan teknologi membuat PT Pegadaian (Persero) harus menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan bisnisnya. Sejumlah strategi pun disiapkan oleh perseroan agar bisa bertahan di era digitalisasi.

 Baca Juga: Tangkal Gratifikasi, PT Pegadaian Gandeng KPK

Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian Harianto Widodo menyatakan, perkembangan industri 4.0 yang merupakan era digitalisasi, otomasi, dan penggunaan kecerdasan buatan (AI), membuat pola bisnis pegadaian yang tradisional harus berubah. Pasar milenial yang kini bertumbuh pesat harus mampu diikuti perusahaan plat merah itu.

"Model gadai tradisional itu sudah turun pertumbuhannya, karena ada perilaku milenial. Di samping juga semakin banyaknya pemain di industri gadai," ujarnya dalam media gathering & workshop di Pesonna Hotel, Yogyakarta, Jumat (26/7/2019).

 Baca Juga: Pegadaian Incar Laba Rp3,3 Triliun pada 2019

Menurutnya, persaingan industri gadai semakin ketat karena berkembangnya teknologi finansial atau fintech, di mana adanya layanan fintech peer to peer (P2P) lending. Terlebih adanya perubahan regulasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang kini lembaga pembiayaan (multifinance) bisa memberikan layanan refinancing, jika sebelumnya hanya pembiayaan kendaraan saja.

"Jadi regulasi di industri perbankan, multifinance, gadai, semakin lama overlap-nya semakin tinggi. Artinya ujung-ujungnya siapa yang mempunyai layanan terbaik, dan yang harganya kompetitif maka akan eksis di industri itu," katanya.

Untuk bisa bertahan, Pegadaian pun memiliki strategi lewat transformasi perusahaan di lima hal atau yang disebut G-Star. Pertama grow core yaitu fokus di bisnis utama sebagai pemain industri gadai, lalu grab new yaitu mengembangkan bisnis-bisnis baru.

"Termasuk pengembangan di Syariah yang terima agunan tanah. Secara ketentuan ini dibolehkan," katanya.

Ketiga groom talent yaitu meningkatkan kualitas pekerja di perseroan. Lalu Gen Z Technology yaitu mengembangkan bisnis pegadaian dengan digitalisasi, sehingga bisa mengimbangi perkembangan teknologi.

Terakhir kelima, great culture ini fundamental mendasari semuanya. Tanpa kultur yang baik dan dipahami semua elemen maka hasil (transformasi) akan kurang optimal," kata dia.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya