Transisi Penambangan, Produksi Freeport Baru Optimal pada 2022

, Jurnalis
Minggu 28 Juli 2019 15:59 WIB
Ilustrasi Tambang Grasberg Freeport (Foto: Shutterstock)
Share :

Cadangan hasil tambang di bawah tanah Grasberg masih besar. Terdapat sekitar empat area penambangan bawah tanah yakni lapisan deep ore zone (DOZ), dan deep milll level zone (DMLZ). Sejalan dengan itu, Freeport juga melakukan pengembangan di big gossan stope (BGS) dan grasberg block cave (GBC).

Di kesempatan terpisah, Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan masa transisi dari produksi tambang terbuka (open pit) ke aktivitas pengerukan emas tambang bawah tanah (underground) memang menjadi salah satu tantangan perusahaan yang 51 persen sahamnya kini dimiliki Indonesia.

"Harus hati-hati, kami melihat ini sudah ada underground mining tapi beberapa titik-titik yang lebih kecil, ternyata kalau tidak dijaga dengan hati-hati itu air juga mulai masuk. Itu bisa membuat sulit pengambilan dari mineralnya sehingga yang harus dijaga," ujarnya.

Per akhir 2018 Indonesia secara sah memiliki 51 persen saham Freeport setelah BUMN PT Indonesia Asahan Analum (Inalum) menyepakati persetujuan penjualan dan pembelian (Sales Purchase Agreement/SPA) dengan Freeport Mcmoran Inc dan Rio Tinto.

Saat ini kepemilikan PT Freeport Indonesia adalah 26,24 persen milik PT Inalum, 25 persen PT Indonesia Papua Metal dan Mineral (IPMM), dan 48,76 persen Freeport McMoran Inc.

(Feby Novalius)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya