Ekonomi RI Kuartal II-2019 Diprediksi Hanya 5,04%

Yohana Artha Uly, Jurnalis
Senin 05 Agustus 2019 08:16 WIB
Ilustrasi: Foto Shutterstock
Share :

JAKARTA - Perekonomian kuartal II-2019 diproyeksikan cenderung melambat dari kuartal sebelumnya. Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2019 mencapai 5,04% (year on year/yoy).

Prediksi tersebut, lebih rendah dari realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2019 yang sebesar 5,07% yoy, juga lebih rendah dari realisasi kuartal II-2018 sebesar 5,27% yoy.

"Perekonomian kuartal II-2019 diperkirakan masih tetap solid, namun cenderung sedikit melambat dibandingkan kuartal sebelumnya," ujar Josua kepada Okezone, Senin (5/8/2019).

 Baca Juga: Menanti Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II-2019

Dia menyatakan, pada periode tersebut konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh sekitar 5,04%-5,06% yoy. Meningkat dibandingkan pertumbuhan pada kuartal I-2019 yang sebesar 5,01% yoy.

Peningkatan laju konsumsi rumah tangga itu, ditopang oleh faktor musiman Idul Fitri seperti THR dan pembayaran gaji ke-13 PNS. Namun tertahan oleh konsumsi masyarakat menengah ke atas yang cenderung melambat.

 Baca Juga: Ekonomi RI Diramal Hanya Tumbuh 5,1% pada 2019

Hal ini terindikasi dari leading indicator seperti pertumbuhan penjualan mobil yang mengalami kontraksi -11,3% yoy, dari kuartal sebelumnya -10,8% yoy. Sementara pertumbuhan penjualan motor melambat tipis -0,01% yoy dari kuartal sebelumnya 15,4% yoy.

"Selain itu rata-rata pertumbuhan penjualan ritel sepanjang kuartal II-2019 juga mengalami perlambatan menjadi 5,5% yoy dari kuartal sebelumnya 8,8% yoy," ujarnya.

Meski demikian, Josua menyebut pertumbuhan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada kuartal II-2019 diperkirakan cenderung melambat, terindikasi dari pertumbuhan penjualan semen yang terkontraksi -5,9% yoy dari kuartal sebelumnya 3,2% yoy.

Terkontraksinya penjualan semen mengindikasikan investasi bangunan sepanjang periode April-Juni 2019 mengalami perlambatan. Selain itu, investasi non-bangunan juga mengalami perlambatan terindikasi dari pertumbuhan penjualan alat berat yang mengalami kontraksi sekitar -16% yoy pada periode yang sama.

"Konsumsi pemerintah diperkirakan cenderung meningkat tipis ditopang oleh belanja K/L yang tumbuh 15,7% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat -7,9% yoy," katanya.

Menurutnya, kinerja pertumbuhan ekonomi kuartal II terhambat oleh perlambatan net ekspor yang diperkirakan terkontraksi -19% yoy, lebih dalam dibandingkan impor perlambatan kinerja impor. Hal tersebut dipengaruhi oleh tren penurunan eskpor komoditas seiring dengan tren perlambatan mitra dagang utama Indonesia.

"Serta dipengaruhi tren penurunan harga komoditas ekspor seperti CPO (minyak kelapa sawit) dan batubara," tutup Josua.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya