Destry Beri Sinyal Penurunan Suku Bunga BI

Yohana Artha Uly, Jurnalis
Rabu 07 Agustus 2019 17:22 WIB
Foto: Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti
Share :

JAKARTA - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti memberikan sinyal pelonggaran kebijakan moneter. Hal ini sejalan dengan sikap bank sentral negara lainnya dalam merespons perlambatan ekonomi global.

Dia menyatakan, dalam memutuskan kebijakan moneter tentu mempertimbangkan ekonomi global dan domestik. Saat ini yang menjadi perhatian dari eksternal yakni eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang menyebabkan perlambatan ekonomi global.

Baca Juga: Wapres JK: BI Penting Jaga Keseimbangan Moneternya

Kondisi tersebut, lanjut Destry, direspons The Fed dengan mengubah arah kebijakannya yang lebih melunak yakni melonggarkan kebijakan moneter. Bank Sentral AS itu telah memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps pada akhir Juli 2019 ke kisaran 2% hingga 2,25%.

"Jadi kalau kita lihat tren ekonomi global adalah perlambatan dan kebijakan suku bunga acuan cenderung untuk lebih easing, cenderung untuk melonggarkan," ujarnya di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Rabu (7/8/2019).

Baca Juga: JK Minta BI Jangan Sering Naikan Suku Bunga Acuan

Di sisi lain, kondisi ekonomi domestik juga mendukung ditandai dengan inflasi yang terjaga sesuai sasaran dikisaran 3,5% plus minus 1% sejak 4 tahun terakhir.

"Kita lihat dari core inflation atau dari food inflation yang volatile food, yang biasanya turun naik itu sudah mulai terkendali, karena memang penanganan tidak hanya dari sisi demand side tapi dari supply side," jelas dia.

Sektor industri juga dinilai terkendali didorong dengan penyaluran kredit oleh perbankan. Di mana menurutnya, likuiditas perbankan semakin membaik karena didorong kebijakan BI menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) denominasi Rupiah sebesar 50 bps, juga penurunan suku bunga acuan sebesar 25 bps ke level 5,7%.

Upaya untuk menjaga stabilitas dan mendorong investasi tersebut, lanjut Destry, akan terus dipertahankan. Sehingga ke depan Bank Sentral akan terus memberikan kebijakan moneter dan makropudensial yang akomodatif.

"Nampaknya kita melihat arah dari easing monetery policy ini akan kita lihat dalam jangka waktu cukup panjang ke depan. Karena kita memang membutuhkan satu stimulus kuat untuk pertumbuhan ekonomi ke depannya," jelas dia.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya