4. Pertamina Keluarkan Hasil Investigasi Sementara
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu mengatakan, berdasarkan dugaan awal, tumpahan minyak tersebut terjadi karena adanya kebocoran gas yang menimbulkan gelembung udara di sumur YYA-1. Kebocoran gas terjadi pada saat dilakukan pengeboran YYA-1
Menurut Dharmawan, kebocoran gas tersebut kemudian berdampak pada terjadinya pergeseran pondasi anjungan sumur pengeboran
"Indikasi sementara terjadi anomali tekanan pada saat pengeboran YYA-1sehingga menyebabkan gelembung gas yang diikuti oil spill," jelasnya.
5. Pertamina Tutup Sumur YYA-1 di Karawang
PT Pertamina (Persero) menggandeng perusahaan asal Amerika Serikat (AS) Boots and Coots untuk mengatasi gelembung gas dan minyak di sumur YYA-1 area Pertamina Hulu Energi (PHE) di Blok Offshore North West Java (ONWJ). Nantinya, sumur itu akan ditutup dan tidak digunakan lagi.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu mengatakan, dengan menggandeng perusahaan asal AS, diperkirakan penanganan kebocoran ini rampung sekitar sekitar 8 minggu hingga 10 minggu sejak ditetapkan kondisi darurat.
"Diperkirakan akan memakan 8 minggu atau 10 minggu sejak dinyatakan kondisi darurat," ujarnya
6. Pertamina Siapkan Formula Ganti Rugi ke Korban
PT Pertamina (Persero) menyiapkan formula kesepakatan ganti rugi kepada pihak yang dirugikan atas tumpahan minyak dari anjungan sumur migas BUMN ini di perairan Karawang, Jawa Barat
"Untuk Karawang, sedang dibentuk komite yang dipimpin oleh dinas KKP, pemda setempat, himpunan nelayan dan juga kepala desa terdampak," kata VP Corporate Communications Pertamina Fajriyah Usman
Dalam penjelasannya dibutuhkan koordinasi dengan berbagai pihak agar bentuk ganti rugi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang terdampak.
Hal tersebut juga dipertegas oleh Nicke Widyawati selaku Direktur Utama Pertamina. Ia memastikan bahwa Pertamina berkomitmen untuk melakukan penanggulangan (recovery) hingga tuntas.
7. SKK Migas Masih Tunggu Pertamina Hitung Kerugian Kebocoran Sumur Gas di Karawang
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) belum menghitung berapa kerugian akibat bocornya lapangan minyak di anjungan YY sumur YYA-1 milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).
Wakil Ketua SKK Migas Fatar Yani Abdurahman mengatakan, pihaknya sudah meminta laporan kerugian kepada PHE ONWJ. Hingga saat ini, SKK Migas masih menunggu hasil laporan kerugian tersebut
“Ya kami ambil dari situ aja nanti, karena kami yang minta,” ujarnya