Sebab, penurunan suku bunga bakal membuat biaya korporasi untuk berinvestasi di dalam negeri menjadi lebih rendah. Hal ini akan berdampak pada peningkatan investasi.
"Pertumbuhan ekonomi akan terdorong dari sisi investasi dan pembiayaan, baik dari perbankan maupun non perbankan seperti pasar modal dalam negeri. Menurunkan suku bunga dua kali itu untuk mendorong permintaan," katanya.
Tak hanya dari sisi moneter, lanjut Perry, BI juga kan terus mempertimbangkan bauran kebijakan dari sisi makroprudensial, pendalaman pasar kuangan dan sistem pembayaran yang akomodatif, guna mendukung pembiayaan kredit baik rumah tangga dan korporasi, juga pembiayaan ramah lingkungan.
"Sejak Desember 2018, BI sudah terus mendorong likuiditas. Maka perbankan bisa salurkan kredit. Kami juga sudah turunkan GWM (giro wajib minimum) 50 bps, di mana ini mendorong pasokan atau penawaran pembiayaan dari kredit perbankan, dan ini terus dilakukan," jelas Perry.
(Dani Jumadil Akhir)