Kemudian, kondisi lainnya adalah dampak dari perang dagang Amerika Serikat dan China. "Masalah eksternal itu dari sisi kami tidak bisa dikontrol. Ini butuh peran juga dari pemangku kebijakan," imbuhnya.
Silmy menyatakan, Krakatau Steel tidak membutuhkan proteksi yang berlebihan dari pemerintah untuk menghadapi gempuran baja impor, namun yang diminta hanya bisnis yang fairplay alias tidak curang. Menurutnya, banyak importir yang mengakali sistem HS Code untuk terbesar dari bea masuk.
"Saat ini importir mengakali HS Code sehingga mereka terbebas dari bea masuk. Itu bisa terlihat dari impor alloy steels yang mendadak meningkat, bahan itu umumnya digunakan untuk automotif," jelas dia.
Sehingga, menurut Silmy, jika para pelaku importir bermain adil dalam bisnis, maka industri baja nasional akan mampu bersaing. Hal ini juga yang harus menjadi perhatian pemerintah sebagai pemangku kebijakan.
"Kalau tidak ada praktek-praktek yang tidak fair itu, saya rasa baja nasional bisa bersaing dengan produk luar," katanya.
(Feby Novalius)