Hanya saja, lanjut Kartini, wanita yang memutuskan menjadj pelaut dihadapkan dengan tantangan lain. Di Indonesia perwira wanita dilihat sebagai pekerjaan yang tidak biasa. Apalagi ketika wanita tersebut sudah menikah dan harus meninggalkan suami dan anak untuk melaut.
"Kodrat wanita menjadi perwira di Indonesia itu masih aneh. Harus tinggalkan suami, kalau mau melaut harus dapat izin keluarga. Kalau tidak, gagal melaut karena waktunya tidak sebentar," ujarnya.
Untuk itu, Kartini menyarankan, bagi wanita yang saat pendidikan mengambil akademi pelayaran harus sudah tahu nantinya akan kerja seperti ini. Wajib dipahami benar-benar apa saja tugas sebagai perwira negara.
"Jika memutuskan jadi pelaut, kita harus punya target sampai kapan. Karena tidak mungkin selamanya di laut. Lalu harus siap mental karena kehidupan di laut selalu tidak sama, ombak berubah-ubah dan macam-macam lah," ujarnya.
(Dani Jumadil Akhir)