JAKARTA - Moody's Investor Service (Moody's) menyatakan perbankan di kawasan Asia Pasifik tengah dalam kondisi yang rentan. Hal ini dikarenakan turunnya kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utangnya.
Dalam riset Moodys berjudul 'Asia Pasific-Banks Face Growing Risk From Leveraged Corporates As Macroeconomic Conditions Weaken', potensi gagal bayar tersebut karena pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dan meningkatnya tensi perdagangan dan ketegangan geopolitik yang dapat melemahkan kemampuan pelayanan utang. Pasalnya, sentimen tersebut juga berdampak pada Indonesia.
Baca juga: Moodys Naikkan Outlook Lippo Karawaci Jadi Stabil
"Tes stres kami - yang mengasumsikan penurunan 25% dalam EBITDA - menunjukkan bank-bank di India dan Indonesia paling rentan terhadap penurunan kapasitas pembayaran utang perusahaan, diikuti oleh bank-bank di Singapura, Malaysia dan China," ujar Asisten Wakil Presiden dan Analis Moody Rebaca Tan dalam surveinya, Jakarta, Selasa (1/10/2019).
Menurutnya, tingkat default perusahaan di Asia Pasifik masih rendah, dibantu dengan suku bunga yang rendah dan kondisi pendanaan yang menguntungkan. Namun, ketegangan perdagangan dan geopolitik yang meningkat cukup membebani ekonomi global di tengah pertumbuhan yang melambat.
Baca juga: Sri Mulyani: Laporan Moody's Jadi Peringatan Pelaku Bisnis untuk Hati-Hati
Dari laporannya, total utang perusahaan di 13 negara hanya tumbuh 1% dari tahun ke tahun di 2018, di mana laju tersebut paling lambat sejak krisis keuangan global. Namun, leverage perusahaan secara keseluruhan tetap relatif tinggi terhadap PDB di banyak ekonomi kawasan.