Lucia juga menekankan kepada para mahasiswa dan alumni teknik bahwa peran insinyur sangat besar dan berpotensi untuk ikut andil dalam proyek pemindahan ibu kota ini. “Sebagai insinyur, kita tahu fakta di lapangan, kita bisa berkontribusi di dalam pembangunan, regulasi, dan kebijakan publik,” ungkapnya.
Menilik fakta bahwa Departemen Teknik Sipil ITS memiliki akreditas tingkat dunia dan lulusan dengan indeks tinggi, merupakan bukti konkret bahwa warga ITS lebih dari siap untuk terjun langsung dalam proyek ini. “ITS itu lumbungnya insinyur dengan jiwa kemanusiaan yang tinggi. Jadi kami siap untuk mendukung proses pemindahan ini. Semua ahlinya ada di sini," jelas Lucia.
Tak terbatas beberapa departemen dan warga ITS saja, Lucia juga menjelaskan bahwa hal ini merupakan tantangan bagi seluruh bidang departemen dan perguruan tinggi untuk bersama-sama berkolaborasi. ”Kolaborasi antar orang-orang yang memiliki pengalaman dan orang-orang yang ahli di bidangnya, dapat menjadi satu-kesatuan yakni Center of Championship,” paparnya.
Tak tanggung-tanggung, ke depannya, Lucia berharap bahwa ide ini dapat ditindaklanjuti dengan serius oleh pemerintah, yakni dengan pembentukan forum gabungan mahasiswa untuk membahas masalah ini. “Smart City akan lebih dapat terealisasi dengan dukungan para mahasiswa. Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat,” pungkasnya.
(Dani Jumadil Akhir)