Ferry menjelaskan, porsi apartemen mewah memang kecil. Lantaran pembelian yang dilakukan bertujuan investasi, bukan untuk menjadi tempat tinggal menetap.
Di sisi lain, kondisi ekonomi yang kini kurang baik mempengaruhi daya beli masyarakat. Terlihat dari tarif sewa apartemen yang cenderung stagnan, di Jakarta hanya mengalami kenaikan 1% hingga kuartal III-2019.
Kondisi ini membuat investor enggan menanamkan dananya di apartemen mewah, mereka lebih memilih investasi yang lebih memberikan imbal hasil menarik.
"Harga seawa dipengaruhi market sewa berkurang, sehingga investasi apartemen di kelas mewah belum menarik untuk investor," kata Ferry.
(Feby Novalius)