Sebelum menyimpulkan sektor apa yang dapat menjadi peluang tersebut, dirinya secara ringkas melihat apa saja dampak perang dagang tersebut bagi Indonesia dan dunia. Berikut dampaknya.
1. Dampak secara langsung
Perang dagang AS dan Cina bagi Indonesia membawa dampak cukup signifikan yakni perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dan ketidakpastian ekonomi dunia. International Monetary Fund (IMF) telah menurunkan perkiraannya dan pada bulan Januari 2019, IMF memproyeksikan untuk pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,5% menjadi 3,3% pada 2019. (IMF Report 2019).
Baca juga: Soal Perang Tarif dengan AS, China Ngadu ke WTO
Melemahnya pertumbuhan ekonomi tersebut membuat target pertumbuhan juga tidak terlalu dipacu sehingga untuk tahun 2020 ditargetkan sebesar 5,3% dan ini banyak yang menganggap kondisi ini bersifat stagnan. Dampak langsung dari perang dagang cukup membuat beberapa negara bersifat defensif karena mencoba bertahan dan berupaya untuk melihat situasi ke depan.
2. Dampak secara tidak langsung
Dampak secara tidak langsung dari perang dagang antara Cina dan AS ini bagi Indonesia dan negara-negara lain khsususnya pada kawasan ASEAN muncul potensi relokasi investasi serta pengalihan perdagangan. Pada faktor relokasi investasi misalnya akan ada relokasi kapasitas produksi dari perusahaan China atau perusahaan multinasional untuk melayani pasar AS atau pasar lain yang dipengaruhi oleh tarif AS.
Baca juga: Babak Baru Perang Dagang, AS-China Berlakukan Tarif Impor Tambahan Hari Ini
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dampak tidak langsung tersebut muncul sebuah peluang bagi Indonesiauntuk memanfaatkan investasi dari negara-negara AS dan China. Bila pemerintah saat ini terfokus pada bagaimana memindahkan pabrik-pabrik dari China untuk merelokasinya ke Indonesia khususnya pabrik yang memiliki dampak dari perang dagang dengan AS, maka perlu dipertimbangkan juga bagaimana peluang kerjasama dengan perusahaa-perusahaan besar asal AS dalam bentuk bidang industri yang lain.
"Dari sini kita dapat melihat bahwa perang dagang yang terekspos selama ini yakni persoalan di industri seperti baja, IT, elektronik, produk tekstil dan lain sebagainya," ujarnya.
Selain dampak-dampak di atas, masih ada kepentingan bisnis yang sebenarnya masih saling tergantung dan luput terlihat di permukaan dari pertarungan antara China dan AS tersebut yakni industri hiburan seperti olahraga dan film. Kedua industri tersebut dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk dimanfaatkan menjadi bentuk kerjasama investasi yang perlu dikembangkan serta semakin dipermudah regulasi berkaitan dengan itu.
Baca juga: Trump Pastikan Tarif Impor Tambahan untuk China Berlaku Hari Ini
"Industri olahraga dan film dari AS dapat menjadi alternatif peluang terbaru untuk meningkatkan investasi di Indonesia. Pada industri film misalnya, ketergantungan masyarakat Indonesia khususnya kelas menengah perkotaan dengan film Hollywood cukup menjad potensi yang besar," ujarnya.
Menurutnya, beberapa film produksi dari AS tersebut bahkan cukup menopang bisnis bioskop-bioskop dan mendapat pemasukan cukup besar yang secara tidak langsung membantu menaikkan ekonomi. Belum lagi kerjasama antara industri film Indonesia dan Hollywood yang menghasilkan produksi film bersama dengan membawa beberapa artis dari negara kita bermain dalam filmfilm box office.
"Sedangkan pada industri olahraga, potensi besar bisa didapatkan dari sini dengan banyak melakukan kerjasama dalam pengiriman atlit ataupun bertukar informasi mengenai bagaimana membuat olahraga sebagai industri," ujarnya.