JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan, ada sejumlah prestasi yang diraih pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam lima tahun terakhir. Menurutnya, dalam kondisi makroekonomi, Indonesia tergolong memiliki capaian yang baik.
Pertama, pertumbuhan ekonomi dapat terjaga stabil di angka 5% ditengah kondisi ketidakpastian global. Meski memang trennya mengalami perlambatan, namun sangat kecil ketimbang negara-negara lainnya.
Baca juga; 'Titip' Ibu Kota Baru, Sinyal Bambang Brodjonegoro Tak Lagi Jadi Menteri?
"Pertumbuhan ekonomi masih berada di 5%, penurunannya paling sedikit dari berbagai negara. Dibandingkan dengan China yang pertumbuhannya menjadi 6% dari sebelumnya 8,5%," ungkap Darmin dalam saat kumpul bersama beberapa menteri yang berada dibawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di kantornya, Jakarta, Jumat (18/10/2019) malam.
Prestasi selanjutnya adalah inflasi yang terjaga. Indonesia selama lima tahun terakhir berhasil menjaga inflasi dalam sasaran 3,5% secara berturut-turut. Capaian ini menurutnya cukup membanggakan, mengingat kondisi ekonomi global yang penuh gejolak, disamping juga Indonesia yang pernah memiliki sejarah inflasi hingga dobel digit di zaman pemerintahan orde baru.
Baca juga: Sempat Jadi Menkeu, Ini Cerita Bambang Brodjonegoro Selama 5 Tahun di Kabinet Kerja
"Inflasi tetap terjaga dikisaran 3,2% hingga 3,3% di setiap tahunnya. Belum pernah Indonesia menikmati stabilitas seperti ini, terjadi dalam waktu lima tahun berturut-turut," katanya.
Selain itu, tingkat kemiskinan juga mengalami perbaikan. Data Badan Pusat Statistik menacatatkan, sejak 2015-2019 pemerintah telah menekan angka kemiskinan. Pada Maret 2015, angka kemiskinan 11,22% setara dengan 28.59 juta penduduk miskin, kemudian pada Maret 2019 angka kemiskinan menjadi 9,41% atau setara 25,14 juta penduduk miskin.
"Tingkat kemiskinan turun secara konsisten," katanya.
Baca juga: Menko Darmin Sebut Ada Menteri yang Jarang Rapat
Seiring dengan penurunan kemiskinan, tingkat ketimpangan (gini ratio) juga mengalami perbaikan. Prestasi keempat menurut Darmin itu, memang dicatat BPS pada Maret 2019 sebesar 0,382, turun dari Maret 2016 sebesar 0,397. "Gini ratio itu hal yang susah dipadamkan," tambahnya.
Meski demikian, Darmin memberikan satu catatan yakni kelemahan perekonomian Indonesia selama itu. Hal tersebut adalah defisit neraca dagang yang pada akhirnya berimbas pada defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD). Hal ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan Jokowi selanjutanya.