JAKARTA - Permukaan tanah di daerah Jakarta dalam beberapa tahun terakhir terus mengalami penurunan. Bahkan hal ini dapat mengancam tenggelamnya Jakarta akibat penurunan permukaan tanah tiap tahunnya.
Salah satu yang menyebabkan terjadinya penurunan ini adalah penggunaan air tanah yang dilakukan secara terus menerus. Berikut fakta-fakta mengenai penggunaan air tanah Jakarta seperti dirangkum Okezone, Minggu (20/10/2019).
Baca juga: Fakta-Fakta Air Laut 'Menyusup' ke Monas, Air Tanah Tidak Bisa Lagi Digunakan
1. Tiap Tahun Permukaan Tanah Turun 12 Meter
Jakarta akan tenggelam dalam waktu ratusan tahun mendatang. Tentunya dengan catatan jika penggunaan air tanah tetap diambil dan digunakan secara terus menerus.
Berdasarkan data, catatan tertinggi penurunan permukaan tanah di wilayah Jakarta Utara setiap tahunnya mencapai 12 centimeter. Jika diasumsikan selama 10 tahun, maka artinya ada penurunan permukaan tanah hingga 120 centimeter atau 1,2 meter.
Baca juga: Kota Lama Semarang Ditata Ulang, Netizen: Lebih Rapih
2. Penggunaan Air Tanah Berlebihan
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudy Sunendar mengatakan, berlebihnya penggunaan air di dalam tanah membuat permukaan tanah ikut tergerus dan turun.
Jakarta sendiri masih bergantung pada air tanah sebagai sumber air bersih. Sedangkan baru 40% yang menggunakan air dari PDAM ataupun sumber air lainnya.
3. Daerah Serapan Air Kian Padat
Sudah padatnya daerah serapan air membuat kondisi air tanah tidak begitu seimbang. daerah resapan air yang berada di kawasan Jabodetabek berada di daerah Depok. Namun, saat ini daerah Depok sudah dipenuhi oleh bangunan rumah maupun pusat komersil.
Pemerintah rencananya akan membangun sumur-sumur resapan air lagi untuk mengisi ulang cadangan air tanah yang terus dikuras.
4. Beratnya Beban Permukaan Tanah
Faktor penurunan permukaan tanah juga diakibatkan oleh beban permukaan tanah yang terlalu berlebih akibat dibangunnya banyak bangunan pencakar langit. Dengan begitu beban permukaan tanah semakin berat dan membebani lapisan di bawahnya.
Upaya lain yang akan dilakukan adalah dengan membatasi izin penderian bangunan hingga penggunaan air bersih kepada beberapa perusahaan swasta maupun pelaku industri.
5. Imbau Masyarakat Manfaatkan Air PDAM
Pihak Kementerian ESDM menghimbau agar seluruh masyarakat Jakarta memanfaatkan air permukaan tanah yang diolah oleh PDAM. Air ini berasal dari air permukaan tanah, seperti sungai hingga waduk.
Namun, saat ini masih sangat minim warga Jakarta yang menggunakan air bersih dari PDAM. Tak hanya itu, PDAM sendiri hanya bisa menyuplai sekitar 40% untuk kebutuhan air bersih di Jakarta.
(Fakhri Rezy)