Sementara itu Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertambangan Indonesia (APNI) Meidy Katrin Lengkey mengatakan, pihaknya menyambut positif mengenai penghentian ekspor ini. Karena lewat cara ini Indonesia bisa meningkatkan nilai tambah produk ekspornya
"Betul bahwa sebetulnya kami mendukung program pemerintah mengenai hilirisasi. Indonesia harus punya brand. Dengan hilirisasi kami bangga ada smelter. Kami para penambang jangan ditekan. Dengan adanya kondisi seperti ini dengan ekspor ditutup smelter menyerap, emoga dari pihak AP3I," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) Haykal Hubeis pihaknnya siap mendukung kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah ini. Apalagi tujuannya adalah untuk hilirisasi dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk nikel.
"Pertemuan ini adalah pertemuan kedua yang kedua angkanya positif mudah-mudahan bagi kita semua. Tadi menjadi salah satu pengusaha terbesar jadi ya sudah kami setuju dengan angka yang diterapkan pemerintah dan kami akan melaksanakan sesuai dengan apa yang disepakati," jelasnya.
Lalu CEO Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Barus mengatakan, kebijakan ini merupakan langkah maju dalam mendorong hilirisasi produk pertambangan. Dirinya meyakini jika kebijakan ini tidak akan berpengaruh terhadap investasi yang masuk ke Indonesia.
"Kami tetap dan mematuhi apa yang digariskan oleh pemerintah. Garis apapun yang dipenuhi pemerintah tidak akan mempengaruhi investasi yang ada dan tidak akan membunuh penambang yang ada," kata Alex.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)