JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat stagnan di kisaran 5% sejak 2016 hingga saat ini. Padahal pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat optimistis ekonomi bisa tumbuh di kisaran 7%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stagnan tersebut didorong rendahnya pertumbuhan investasi. Menurutnya, jika investasi mengalir deras ke dalam negeri maka pertumbuhan ekonomi 7% adalah hal yang memungkinkan.
Baca Juga: Menko Airlangga Punya Strategi Khusus Kejar Pertumbuhan 5,3%, Apa Saja?
"Karena krisis keuangan global sebenarnya Indonesia terimbas, pertumbuhan investasi terus-menerus di bawah dobel digit, paling tinggi hanya tumbuh 7% bahkan terkadang hanya tumbuh di bawah 5%," ungkapnya dalam seminar Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) di Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada kuartal III-2019, investasi hanya tumbuh 4,21% secara tahunan, melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tumbuh 6,29% secara tahunan. Begitu pula dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai 5,02%, melambat dari kuartal III-2018 yang tumbuh 5,17%.
Oleh sebab itu, investasi menjadi hal yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, lantaran tak bisa melulu hanya ditopang pertumbuhan konsumsi dalam negeri. Investasi perlu tumbuh dobel digit untuk ekonomi Indonesia tumbuh mencapai 7%.
Baca Juga: Kepala BKPM Rayu Investor China, Korsel dan Jerman
"Kami sebenarnya memiliki kemampuan (ekonomi tumbuh 7%), tapi investasi seharusnya bisa tumbuh hingga dob digit,” ujarnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menyatakan, saat ini pemerintah berupaya meningkatkan investasi dengan memperbaiki birokrasi dan memangkas sejumlah perizinan.