Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) ditargetkan bisa tumbuh 10%-11% di tahun depan, proyeksi ini tak berubah dari prognosa di 2019. Sementara, ditargetkan aset perseroan bisa tumbuh 9%-10% di tahun 2020, tak berubah dari prognosa di tahun ini.
Menurut Sunarso rencana bisnis itu sudah memperhitungkan asumsi makro yang di tahun 2020 berdasarkan perhitungan BRI. Mengingat tahun depan kondisi ekonomi masih dipengaruhi sejumlah gejolak, mulai dari perang dagang antara Amerika Serikat dan China, harga komoditas, hingga likuditas perbankan.
"Kami perhitungkan sejumlah risiko ekonomi global yakni perang dagang, tren penurunan suku bunga yang masih berlanjut, harga komoditas yang masih lemah, juga terkait likuditas perbankan yang masih ketat," katanya.
Sekadar diketahui, hingga kuartal III-2019 BRI telah membukukan laba bersih sebesar Rp24,80 triliun. Realiasi tersebut tumbuh 5,36% secara tahunan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp23,5 triliun.
Kemudian penyaluran kredit mencapai Rp903,14 triliun atau tumbuh 11,65%. Lebih tinggi dari pertumbuhan industri sebesar 8,59%, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bulan Agustus 2019.