JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, ketidakpastian ekonomi global membuat setiap pemangku kepentingan di seluruh dunia meningkatkan kewaspadaan. Hal ini untuk mengantisipasi perekonomian di negaranya tak terimbas dalam dari transmisi pelemahan ekonomi global.
"Tahun 2019 masih dihadapkan pada berbagai ketidakpastian, mungkin ceritanya sama tapi pemicunya selalu berbeda. Lingkungan di mana kita berada dan beroperasi dari sisi ekonomi memang enggak pasti," kata dia ditemui di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (4/11/2019) malam.
Baca Juga: BI Sebut Ketidakpastian Global Berlanjut hingga 2020
Ketidakpastian itu terlihat dari bertele-telenya kesepakatan antara Amerika Serikat (AS) dan China untuk mengakhiri perang dagang. Akhir November sempat timbul kembali harapan kedua petinggi negara tersebut melakukan pertemuan untuk segera mencapai kesepakatan dagang, namun berakhir gagal.
Kondisi malah memanas dengan masuknya AS dalam persoalan geopolitik antara Hong Kong dan China. Presiden AS Donald Trump telah menandatangani Rancangan Undang-Undang Demokrasi dan Hak Asasi Manusia Hong Kong.
Baca Juga: BI: Ekonomi Global Cuma Tumbuh 3% di 2020 kalau Perang Dagang Berlanjut
Langkah itu membuat geram China yang merasa AS terlalu mengintervensi Hong Kong. Pada akhirnya, wacana terbaru dilontarkan Trump dengan menyebut bisa menunda kesepakatan dagang dengan China hingga Pemilihan Presiden AS pada 2020 usai.
"Jadi kemarin kita sudah berharap akan ada deal antara AS dan China, tapi tiba-tiba ada perkembangan baru yang membuat memungkinkan kesepakatan kedua negara setelah pemilu 2020. Jadi artinya tiap hari kita diperhadapkan berharap lalu kecewa, berharap lalu kecewa," ungkap dia.