JAKARTA - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah dimoratorium untuk membentuk anak usaha dan perusahaan patungan (joint venture). Tujuannya supaya BUMN diarahkan untuk bersaing di pasar regional bahkan global.
Baca Juga: Anak Cucu Garuda Indonesia Tak Produktif Segera Ditutup
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta mengatakan, penataan anak usaha ini sangat bagus untuk dilakukan, dalam rangka mengevaluasi kinerja anak dan cucu usaha BUMN. Sebab, kata Arif, selama ini banyak BUMN yang membuat anak usaha tapi tidak menunjang kinerja induk usahanya.
"Misalnya BUMN pelabuhan, apa urusannya buat anak usaha catering yang dikerjasama dengan gedung-gedung pertemuan. Ngapain badan BUMN bergerak itu," ujarnya, dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (14/12/2019).
Baca Juga: Erick Thohir Larang Sementara BUMN Dirikan Anak Usaha
Memang, lanjut Arif, banyak anak usaha BUMN yang dibuat 20-30 tahun lalu, seperti BUMN pertambangan yang buat anak usaha di bidang perhotelan. Awalnya memang diperuntukan untuk BUMN itu, tapi seiring berkembangnya ekonomi, anak usaha perhotelan tersebut malah dikomersialisasikan.
"Nah catering itu harus dibagi. Jangan kemudian BUMN mematikan usaha rakyat, itu tidak sesuai. Sebaiknya sekarang bagaimana proses konsolidasi, misal rumah sakit yang ada diseluruh BUMN dikonsolidasikan, pertambangan punya RS, Antam ada, Pertamina ada, Pelni ada. Semua dikonsolidasi dan dikelola profesional, dibuat manajemen yang baik dan SOP yang bagus," ujarnya.
"Dengan cara seperti itu, BUMN bisa melompat lebih tinggi dengan bersaing di level regional bahkan global," sambungnya.
(Feby Novalius)