Dia pun menyinggung PT Pertamina (Persero) yang memiliki lembaga pendidikan formal yakni Universitas Pertamina di Simprung, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
"Ngapain BUMN punya sekolah? Lebih baik sinergi dengan universitas yang ada. Apakah (misalnya) Pertamina dengan fakultas di Institut Teknologi Bandung (ITB). Supaya bisa upgrade dosen dan fasilitasnya, jadi bisa world player," ucapnya.
Meski demikian, dia menekankan bukan berarti kebijakan CSR di era Menteri BUMN sebelumnya merupakan hal yang salah. Menurut Erick, dirinya hanya melakukan perubahan untuk bisa alokasi dana CSR bisa lebih berdampak langsung pada masyarakat.
"Ini bukan persoalan salah dan benar menteri sebelumnya, tapi kita harus moving forward, refocus. Setiap pemimpin kan ada kelebihan dan kekurangannya," kata dia.
(Feby Novalius)