"Ekspor komoditas tidak terlalu sensitif terhadap pelemahan Rupiah, lebih sensitif ke permintaan luar negeri dan harga komoditas. Cuma, eksportir memang lebih senang Rupiah melemah, karena nilai Rupiahnya dari hasil ekspor itu lebih besar, jadi bukan nilai jual tapi nilai Rupiahnya," jelas dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, dirinya ingin kurs Rupiah jangan terlalu cepat menguat. Lantaran, dapat berpengaruh pada penurunan daya saing Indonesia.
"Rupiah kalau menguat terlalu cepat, kita juga harus hati-hati. Ada yang senang dan ada yang tidak senang, eksportir tentu enggak senang. Karena jika Rupiah menguat, menguat, menguat, maka daya saing kita juga akan menurun," kata Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2020 di Ritz Calrton, Jakarta, Kamis (16/1/2020).
Melansir Bloomberg Dollar Index, Rabu (22/1/2020), nilai tukar Rupiah berada di level Rp13.683 per USD. Menguat dari posisi di awal Januari 2020 yang sebesar Rp13.893 per USD.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)