JAKARTA – Tahun Baru Imlek selalu menjadi berkah bagi para penjual pernak-pernik khusus hari raya warga China ini. Pasalnya, banyak yang meraup keuntungan dari Hari Imlek yang merupakan tahun Tikus Logam.
Masyarakat keturunan Tionghua di Indonesia pastinya akan membeli pakaian baru, sepatu baru dan aksesoris untuk menyambut hari bahagia ini. H-2 menjelang imlek orang-orang juga membeli sayur dan daging untuk masakan pada hari raya.
Tentunya, hal ini menjadi berkah bagi para pedagang. Bahkan, menjadi pemasukan tambahan bagi yang melakukan bisnis seputar kebutuhan Imlek.
Baca juga: 9 Kelenteng di Kawasan Pecinan Semarang yang Selalu Meriah saat Imlek
Oleh sebab itu, Jakarta, Sabtu (25/1/2020), Okezone merangkum fakta-fakta para penjual yang meraup untung di tahun Tikus Logam ini.
1. Masyarakat Membeli Pernak-Pernik Imlek Sejak 2 Minggu Lalu
Salah seorang pedagang pernak-pernik Imlek, Alamsyah (50) mengatakan, keramaian pembeli mulai terasa sejak dua minggu jelang Imlek. Keramaian ini dibuktikan dengan peningkatan penjualan mendekati hari besar ini.
"Ramainya dari minggu kemarin, seminggu mau jelang Imlek tuh udah ramai," ujar Alamsyah, kepada Okezone di Pancoran.
Baca juga: Jelang Imlek 2020, Amplop Angpao Bergambar Tikus Diburu Pembeli
2. Angpao, Pohon, dan Lampion Jadi Incaran Masyarakat
Sedangkan pernak-pernik Imlek utama yang menjadi incaran pembeli saat berkunjung ke Pasar Asemka dan Pasar Pancoran adalah angpao, pohon, dan lampion. Angpao dijual dengan harga Rp5.000 per bungkusnya. Sedangkan pohon dijual kisaran Rp900.000- Rp1.200.000. Dan lampion dijual sepasang sesuai ukuran dengan kisaran harga Rp50.000- Rp250.000.
3. Impor Buah Meningkat
Berdasarkan data BPS, total impor buah-buahan di bulan Desember mencapai USD236,6 juta, meningkat dari November 2019 yang sebesar USD172,28 juta.
Baca juga: Jelang Perayaan Imlek, Penjualan Kim Cua Meningkat 10%
"Kalau dilihat impor buah-buahan itu naik, mungkin buat persiapan Imlek, biasanya butuh banyak buah-buahan," ujar Kepala BPS Suhariyanto.