JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganalisa bahwa fintech (financial technology) atau layanan jasa keuangan digital dapat menjadi alternatif pembiayaan cepat dan mudah.
“Dan tercatat outstanding pinjaman kredit fintech mencapai Rp12,18 triliun atau meningkat 141% di November 2019,” kata ujar Presiden Jokowi saat memimpin Rapat Terbatas (ratas) mengenai Strategi Nasional Keuangan Inklusif di Kantor Presiden seperti dilansir dari laman Setkab, Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Turut hadir dalam ratas kali ini Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Polhukam Mahfud MD, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menko Marves Luhut B. Pandjaitan, Gubernur BI Perry Warjiyo, Seskab Pramono Anung, KSP Moeldoko, Mendagri Tito Karnavian, Menkeu Sri Mulyani, Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil, Menkominfo Jhonny G. Plate, Menkop UKM Teten Masduki, Menparenkraf Wishnutama.
Selain itu dihadiri, Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar, Mensos Ida Fauziah, Menkumham Yasonna Laoly, Menkes Terawan Agus Putranto, Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri PANRB Tjahjo Kumolo, Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmanti, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Kepala BPS Suhariyanto, dan para eselon satu di lembaga kepresidenan.
Dirinya meminta agar lembaga keuangan mikro, bank wakaf mikro terus diperluas agar mampu mencapai seluruh lapisan masyarakat yang tidak terjangkau oleh layanan perbankan.
Dia memaparkan, Indeks Literasi Keuangan saat ini telah meningkat dari 29,7% di 2016 menjadi 38,03% di 2019, namun menurut Presiden, angkanya masih rendah.
“Begitu pula dengan Indeks Inklusi keuangan, juga meningkat dari 67,8% di 2016 menjadi 76,19% di 2019,” ujar Jokowi.
(Dani Jumadil Akhir)