JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengunjungi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Dirinya meninjau perkembangan pembangunan sarana-prasarana.
KEK Galang Batang mengembangkan industri yang sejalan dengan program pemerintah melalui pengolahan bijih bauksit menjadi alumina. Sehingga dengan munculnya industri ini diharapkan dapat memberi nilai tambah untuk perekonomian nasional, dan secara bertahap dapat memenuhi kebutuhan nasional akan alumina hingga produk turunannya.
Baca Juga: Jokowi Terbitkan Aturan Kawasan Ekonomi Khusus, Cek Selengkapnya di Sini
Apabila KEK Galang Batang beroperasi penuh, maka industri yang ada akan mengolah bijih bauksit menjadi bubuk alumina, untuk kemudian diproses menjadi aluminium ingot. Target akhir pembangunan KEK Galang Batang adalah kapasitas produksi alumina (2 juta ton per tahun), aluminium ingot (1 juta ton per tahun), tenaga listrik (2.850 MW) dan fasilitas pendukung lainnya. Total investasinya mencapai Rp36 triliun hingga 2027.
Produksi alumina 2 juta ton per tahun akan berkontribusi sebesar Rp7,5 triliun pada produksi nasional di 2021. Produksi alumina 2 juta ton per tahun ditambah aluminium ingot 1 juta ton per tahun akan memberikan kontribusi sekitar Rp14 triliun pada produksi nasional di 2027. Selain itu, impor alumina juga dapat ditekan.
Baca Juga: Kendal, Likupang hingga Singhasari Jadi Kawasan Ekonomi Khusus
“KEK Galang Batang ini diharapkan bisa segera mengolah bauksit menjadi alumina dan aluminium, sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk hilirisasi dan nilai tambah industri,” kata Airlangga, dalam keterangannya, Kamis (30/1/2020).