JAKARTA - Penyebaran virus korona atau corona virus di Singapura kini semakin meluas. Bahkan Singapura saat ini menaikkan status kewaspadaan virus korona dari kuning menjadi oranye. Adapun warna oranye menandakan penyebaran virus korona sangat serius dan berdampak luas pada kesehatan publik.
Baca Juga: Status Virus Korona di Singapura Oranye, Pintu Masuk ke Indonesia Makin Diperketat
Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan enggan memusingkan status penyebaran virus korona di negara tetangga tersebut. Pasalnya, yang menimpa Singapura merupakan urusan pemerintah negara tersebut dan bukan Indonesia.
"Biarin saja. Dia kan enggak urusan kita itu," ujarnya di Kantor Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi di Jakarta, Selasa (11/2/2020).
Baca Juga: Virus Korona Menyerang, RI Bakal Stop Penerbangan ke Singapura?
Menurut Luhut, hingga saat ini seluruh transportasi menuju dan dari Singapura masih berjalan normal. Bahkan, pemerintah juga belum akan menstop penerbangan dari dan menuju Singapura.
"Enggak lah (enggak di stop penerbangan dari dan menuju Singapura)," ucapnya.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto mengatakan, hingga saat ini belum ada pembahasan mengenai penghentian penerbangan dari dan menuju Singapura.
"Belum ada pembahasan ke sana. Kita masih menunggu kebijakan dari pemerintah pusat. Antisipasi sudah semua bandara kita periksa pelabuhan semua diperiksa. Kita evaluasi terus," jelasnya.
Sebagai informasi, Pemerintah Singapura telah menaikkan level kondisi Sistem Respons Wabah Penyakit (DORSCON) dari Kuning menjadi Oranye untuk merespons kasus virus korona Wuhan (2019-nCoV) yang telah menginfeksi 33 warganya.
Tak hanya itu, sejak hari Minggu 9 Februari 2019, tagar #SingaporeZombieApocalypse mendadak trending di media sosial sebagai bentuk akumulasi kekhawatiran masyarakat terhadap isu virus korona. Bahkan, dalam beberapa video yang beredar, terlihat jelas stok persediaan makanan yang dijual oleh sejumlah supermarket di Singapura telah habis terjual.
(Dani Jumadil Akhir)