JAKARTA - Amerika Serikat (AS) mencoret beberapa negara dari daftar negara berkembang dan memasukan ke kategori negara maju. Salah satunya dari beberapa negara tersebut yakni Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, dikeluarkannya Indonesia dari negara berkembang oleh Amerik Serikat menyimpan nilai plus dan minus di dalamnya. Oleh karena itu, dirinya meminta kepada seluruh pihak untuk tak langsung bangga akan hal tersebut.
Baca juga: AS Keluarkan Indonesia dan 24 Lainnya dari Daftar Negara Berkembang
"Nah plus minus ini jangan dulu kita bangga dengan dia mengeluarkan Indonesia dari negara-negara berkembang," ujarnya saat ditemui di Gedung Inews, Jakarta, Senin (24/2/2020).
Menurut Bahlil dirinya juga belum mengetahui pasti mengapa Indonesia dianggap oleh Amerika Serikat sebagai negara maju. Sebab bisa saja ada maksud-maksud tertentu dari Amerika Serikat mencoret beberapa negara dari daftar negara berkembang.
Baca juga: Indonesia Dihapus dari Negara Berkembang, Kadin Minta Pemerintah Lobi AS
"Saya baru baca di media saya belum tahu apa alasannya," ucapnya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan investigasi mendalam terkait keputusan tersebut. Jika nantinya sudah bisa dipastikan alasannya, barulah pemerintah menyiapkan langkah-langkah antisipasi.
"Karena menurut saya jangan menganggap sesuatu yang prestisius itu kemudian itu semuanya bagus. Kita harus cek dulu kami lagi cek dulu," ucapnya.
(Fakhri Rezy)