Soal Penghapusan Status RI oleh AS, Menko Airlangga: Masa Mau Berkembang Terus

Yohana Artha Uly, Jurnalis
Senin 24 Februari 2020 13:54 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Okezone)
Share :

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, pencabutan Indonesia dari status negara berkembang oleh Amerika Serikat (AS) bukan suatu masalah. Malahan, hal itu dinilainya membanggakan karena Indonesia bisa berada di status negara maju, meski dalam versi AS.

Menurutnya, Indonesia yang saat ini sudah tergabung di G20, yakni kelompok negara dengan perekonomian besar di dunia, sudah menunjukkan memiliki perekonomian yang cukup maju. Kini ekonomi Indonesia berada di peringkat ke-15 dan daya beli ekonomi berada di peringkat ke-7 dari negara-negara G20.

 Baca juga: Antisipasi Dampak Virus Korona ke Ekonomi RI, Sri Mulyani Siapkan Terobosan Kebijakan Fiskal

"Justru kita berbangga, kita kan negara G20 sekarang. Masak mau dianggap berkembang terus. Kita kadang-kadang sudah maju tapi enggak mau maju," ungkapnya ditemui di Gedung BPPT, Jakarta, Senin (24/2/2020).

Airlangga pun menyatakan tak khawatir dengan kebijakan baru AS tersebut. Padahal salah satu yang terdampak adalah perdagangan Indonesia ke AS yang tak lagi bisa mendapatkan fasilitas Generalized System of Preferences (GSP).

 Baca juga: AS Keluarkan Indonesia dan 24 Lainnya dari Daftar Negara Berkembang

GSP merupakan kebijakan untuk memberikan keringanan bea masuk terhadap impor barang-barang tertentu dari negara-negara berkembang.

"(Enggak khawatir?) Mau jadi negara tidak maju? (Jadi ini) tidak masalah," imbuhnya.

 Baca juga: BI Pangkas Proyeksi Ekonomi Indonesia 2020 di Kisaran 5%-5,4%

Seperti diketahui, Kantor Perwakilan Perdagangan AS (USTR) mencoret Indonesia dari daftar negara berkembang dan memasukkan ke negara maju, yang disampaikan pada Senin (10/2/020) lalu.

Selain Indonesia, terdapat sejumlah negara yang juga dihapus AS dari daftar negara-negara berkembang, diantaranya Argentina, Brazil, China, Hong Kong, India, Malaysia, Singapura, Afrika Selatan, Korea Selatan, Thailand, Ukraina, hingga Vietnam.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya