NEW YORK - Indeks utama di bursa sahan Amerika Serikat (AS), Wall Street anjlok enam hari berturut-turut pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB) dengan indeks S&P 500 mengalami penurunan terdalam sepanjang sejarah karena penyebaran global yang cepat dari virus korona meningkatkan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi.
Melansir Reuters, Jakarta, Jumat (28/2/2020), indeks Dow Jones Industrial Average turun 1.190,95 poin, atau 4,42% menjadi 25.766,64, indeks S&P 500 turun 137,63 poin atau 4,42% menjadi 2.978,76 dan indeks Nasdaq Composite turun 414,30 poin atau 4,61%, menjadi 8.566,48.
Baca Juga: Virus Korona Bikin Investor Takut, Wall Street Lesu
Indeks S&P 500 berakhir 12% di bawah rekor penutupan 19 Februari, menandai koreksi tercepatnya hanya dalam enam hari perdagangan. Rekor sebelumnya adalah sembilan hari pada awal 2018, menurut analis Indeks S&P Dow Jones Howard Silverblatt.
Sementara itu, indeks Dow mencatat rekor penurunan satu hari poin yang juga merupakan penurunan 1.000 poin keempat dalam sejarah dan yang kedua minggu ini.
Ketiga indeks utama AS juga berada di jalur untuk mundur mingguan tertajam sejak krisis keuangan global, karena infeksi baru yang dilaporkan di seluruh dunia melebihi yang terjadi di daratan China
Baca Juga: Wabah Virus Korona Meluas, Wall Street Dibuka Anjlok hingga 1%
Pemerintah yang memerangi epidemi ini seperti Iran hingga Australia menutup sekolah, membatalkan acara besar dan menambah persediaan medis. Di Amerika Serikat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Rabu malam mengkonfirmasi infeksi yang tidak diketahui asalnya di California.
"Jalur bencana ini tidak diketahui, karena itu Anda tidak bisa mengetahui dampak ekonomi. Anda bisa melempar dadu, tetapi itu dugaan," kata Direktur Perdagangan di Performance Trust Capital Partners di Chicago Brian Battle.
Tetapi Peter Jankovskis, co-chief investment officer di OakBrook Investments LLC di Lisle, Illinois, mendesak agar berhati-hati. "Orang-orang beranjak dari mengatakan ini bukan peristiwa untuk mengatakan ini adalah akhir dunia. Ada ruang untuk jalan tengah," kata Jankovskis. "Virus ini akan menyebar agak tetapi itu tidak berarti bahwa itu akan membuat seluruh dunia terhenti," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)