JAKARTA - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengadakan pertemuan dengan Konfederasi Industri India (Confederation of India Industry/CII). Dalam pertemuan ini, kedua pihak telah sepakat untuk berkolaborasi dagang.
Saat ini India merupakan negara tujuan ekspor ke-4 terbesar dan sumber impor produk bahan baku dan bahan penolong ke-9 bagi Indonesia. Total nilai perdagangan Indonesia-India pada 2019 tercatat sebesar USD16 miliar, sementara ekspor Indonesia ke India untuk periode yang sama adalah sebesar USD11,78 miliar, dan impor Indonesia dari India sebesar USD4,29 miliar.
Pada Senin (2/3/2020), Okezone merangkum fakta terkait pertemuan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dengan asosiasi dagang India.
1. Dorong Ekspor Indonesia ke India
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan pertemuannya dengan asosiasi dagang India merupakan upaya nyata kolaborasi pemerintah Indonesia dengan pelaku usaha di India dengan tujuan untuk mendorong ekspor produk Indonesia ke India. Agus menilai India adalah mitra dagang terbesar dan sangat penting.
“Pertemuan ini merupakan wujud kolaborasi antara pemerintah Indonesia dengan pelaku usaha di India guna mendorong ekspor produk Indonesia ke India. Bagi kami, India adalah salah satu mitra dagang terbesar dan sangat penting,” kata Mendag Agus dilansir dari laman Kemendag
2. Capai Target USD50 Miliar
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto juga menekankan kolaborasi kedua negara ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai target perdagangan yang ditetapkan kedua pemimpin negara yakni sebesaar USD50 miliar pada 2025.
3. Sektor Energi Sektor Potensial Kerja Sama
Pada pertemuan tersebut, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto juga menyebut adanya peluang kerjasama di sektor energi yaitu konversi batu bara ke gas untuk bahan bakar pembangkit listrik.
Agus juga mengatakan saat ini Indonesia sedang menempatkan sektor infrastruktur dan pengembangan energi alternatif sebagai prioritas utama. Oleh karenanya, Mendag membuka lebar kesempatan kerjasama di sektor konstruksi dan energi dengan CII.
“Indonesia saat ini menempatkan infrastruktur dan pengembangan energi alternatif sebagai prioritas utama. Oleh karena itu, kami menjajaki peluang kerja sama di sektor konstruksi dan energi dengan CII,” ujar Mendag.
4. CII Sebut Pertambangan Jadi Peluang Kerja Sama
Pihak CII pun menyebutkan beberapa peluang kerja sama lain yang dapat dijajaki kedua negara. Antara lain adalah pertambangan, mobil listrik, pertanian, kesehatan dan farmasi.
Meresponi hal ini, Mendag menjelaskan Indonesia memiliki pasar yang potensial. Sehingga kerja sama di sektor lain pun semakin terbuka. Kerja sama kedua negara semakin terbuka lebar karena regulasi di Indonesia saat ini semakin memberikan kemudahan guna mendorong peningkatan ekspor
5. Kolaborasi Dua Negara Tingkatkan Citra Positif
Mendag Agus Suparmanto juga mengadakan pertemuan dengan Asosiasi Produsen Minyak Nabati India (India Vegetable Oil Producers Association/IVPA) di tempat yang sama. IVPA adalah asosiasi khusus industri yang terdiri dari produsen Vanaspati, minyak sulingan, minyak nabati lainnya yang terhidrogenasi.
Pada pertemuan itu, Mendag menekankan pentingnya kolaborasi kedua negara untuk mengembangkan citra positif minyak sawit di India. “Saya ingin kita berkolaborasi untuk mengembangkan citra positif minyak sawit di India,” kata Mendag.
6. Mendag Dorong IVPA Beli Produk Hilir Minyak Sawit Indonesia
Dalam kesempatannya, Mendag Agus Suparmanto juga mendorong agar anggota IVPA untuk mulai membeli produk hilir minyak sawit Indonesia sebagai isyarat untuk membuktikan keberlanjutan produk minyak sawit Indonesia.
7. Mendag Agus Undang Pengusaha India ke TEI 2020
Dalam rangka menyikapi kepentingan kedua negara untuk meningkatkan kerja sama perdagangan, Mendag Agus pun mengundang para pengusaha India untuk menghadiri Trade Expo Indonesia (TEI) 2020 di Indonesia yang akan diselenggarakan pada bulan Oktober mendatang.
(Dani Jumadil Akhir)