JAYAPURA - Industri dalam negeri akan terpukul imbas penyebaran virus korona (Covid-19) di Indonesia. Tercatat, dua Warga Negara Indonesia (WNI) positif virus korona.
"Semua industri dengan dampak korona ini memang karena kita banyak tergantung pada komponen dari China sehingga memberikan dampak pada kegiatan produksi di dalam negeri," kata pengusaha Rachmat Gobel yang juga Wakil Ketua DPR di Jayapura, Papua, Selasa (3/3/2020).
"Akan berikan dampak ekonomi itu sendiri, tapi tidak hanya Indonesia tapi seluruh dunia," tambahnya.
Baca Juga: 8 Perusahaan Ritel Dibayangi Kerugian Besar Akibat Virus Korona
Menteri Perdagangan di Kabinet Kerja ini menambahkan, saat ini banyak perusahaan-perusahaan yang sedang melakukan evaluasi dan mencari solusi agar kegiatan produksi tetap berjalan baik. Apalagi, menurut Rachmat Gobel, industri dalam negeri masih tergantung komponen dari China.
Rachmat Gobel justru mengambil hikmah dari kasus virus korona yakni bagaimana Indonesia dapat membuat pabrikan komponen sebanyak-banyaknya di Tanah Air.
"Yang menjadi penting dan hikmah yang bisa kita ambil kasus Korona ini kita membuat lokalisasi lebih banyak di dalam negeri, yang tadinya impor bagaimana kita buat di dalam negeri. Nah seiring dengan kita sedang membahas omnibus Law bagaimana kita mendorong industri-industri komponen bisa dikembangkan di Indonesia, menarik investasi supaya punya nilai tambah yang besar di dalam negeri," katanya.
Baca Juga: Asosiasi Pengusaha Ritel Minta Masyarakat Tenang dan Tidak Perlu Panic Buying
Menurut Rachmat Gobel, industri elektronik menjadi salah satu industri yang masih mengandalkan komponen impor dari China
"Automotif, elektronik ya. Tapi kalau automotif mungkin tidak terlalu besar ya dibandingkan elektronik. Tapi ada juga komponen-komponen penting yang diimpor dari China," ujarnya.
Hingga saat ini dirinya masih menunggu data dari pelaku industri perihal potensi penurunan produksi imbas virus korona.
"Mereka lagi menghitung sekarang sampai bulan Maret ini berapa posisinya. Saya sendiri sedang mempelajari dan menunggu masukan dari industri-industri dan pabrikan apa yang harus dilakukan pemerintah untuk menjaga kegiatan produksi kita tetap berjalan stabil. Jadi kita sedang menunggu masukan dari mereka," katanya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)