JAKARTA - Wabah virus Korona atau Covid-19 semakin menyebar. Bahkan, lebih dari 95.000 orang di 79 negara kini telah didiagnosa terserang virus corona.
Namun, ketika virus korona menyebar ke seluruh penjuru dunia, wabah tersebut menimbulkan ketakutan dan mendorong orang untuk memborong barang sebagai persiapan isolasi.
Lalu apa saja yang ditimbun orang dan barang-barang apa saja yang habis terjual?
Mengutip BBC Indonesia, Jakarta, Jumat (6/3/2020), berikut sebagian contohnya:
Baca juga: Antisipasi Virus Korona, Menteri BUMN Minta Swasta Turun Bantu Rakyat
Masker wajah
Walaupun hanya memberikan perlindungan terbatas, permintaan akan masker wajah meningkat pesat sejak awal terjadinya wabah. Persediaan di apotek, toko dan bahkan toko online Amazon pun habis.
"Orang memburu masker wajah layaknya emas," kata Miguel Luiz Gricheno, CEO produsen masker di Brasil, kepada kantor berita Reuters, seraya menambahkan bahwa perusahaannya menggandakan produksi untuk memenuhi permintaan.
Perlengkapan medis yang sederhana ini begitu lakunya sehingga banyak negara ingin memastikan agar tersedia cukup bagi mereka yang bekerja di dunia medis, yang terutama berisiko tertular virus ketika merawat pasien.
Baca juga: Antisipasi Kelangkaan, Erick Thohir Kaji Impor Bahan Baku Masker dari Eropa
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 89 juta masker wajah diperlukan bagi kalangan pekerja medis untuk menangani wabah. Selain itu juga diperlukan 76 juta pasang sarung tangan dan 1,6 juta kacamata.
"Kekurangan persediaan menyebabkan dokter, perawat dan tenaga medis lainnya sangat rentan," kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Di Korea Selatan, negara dengan jumlah kasus terbanyak kedua, pemerintah mengatakan kini ekspor masker dilarang, produksi ditingkatkan dan penjualan dibatasi dua masker per orang setiap pekan.
Presiden Moon Jae-in telah meminta maaf atas kelangkaan masker dan memberitahukan kepada pabrik bahwa pemerintah akan menimbunnya sebagai barang strategis sehingga pabrik dapat menggenjot produksi tanpa khawatir akan terjadi surplus.
Di Thailand muncul kemarahan atas kelangkaan masker dan pemerintah membentuk tim yang terdiri dari pejabat untuk menyelidiki apakah masker diekspor secara gelap atau di jual di pasar gelap dengan harga yang lebih mahal.
Di Eropa, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pemerintah akan mengambil alih seluruh stok dan produksi masker wajah, dan menyalurkannya ke para tenaga medis.
Pembersih tangan
Harga masker dan gel pembersih tangan meningkat dua kali lipat dan bahkan sampai tiga kali lipar di Prancis. Pemerintah bertekad memberantas pasar gelap perlengkapan kesehatan yang sedang berkembang saat ini.
Di Pakistan, pemerintah memperingatkan konsumen tentang adanya upaya untuk menguruk keuntungan dari kenaikan permintaan akan perlengkapan perlindungan medis dan obat-obatan.
Menteri Kesehatan Iran, Saeed Namaki, mengatakan beberapa perusahaan melakukan penimbunan dan kemudian menjual barang dengan harga sangat tinggi.