Penjualan Starbucks di China Merosot 78% akibat Virus Korona

Irene, Jurnalis
Jum'at 06 Maret 2020 15:10 WIB
Starbucks (Foto: Reuters)
Share :

JAKARTA - Starbucks di China diproyeksikan akan mengalami penurunan penjualan di kuartal kedua tahun 2020. Hal ini dikarenakan penutupan toko sementara yang diterapkan di sebagian besar gerainya di negeri tirai bambu tersebut.

Menurut catatan CEO Kevin Johnson dan CFO Patrick Grismer, pada bulan Febuari, penjualan di gerai-gerai yang buka setidaknya selama 13 bulan di China turun sebesar 78% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini juga dikarenakan pengurangan jam operasi gerai dan penurunan tajam lalu lintas pelanggan.

Baca Juga: Kisah Shaquille yang Pernah Mentertawakan Bos Starbucks

Melansir CNN, Jumat (6/3/2020), sepanjang bulan Februari, sekitar 80% gerai Starbucks di China tutup. Gangguan ini berarti bahwa Starbucks harus secara signifikan melakukan penyesuaian prospek kuartal keduanya di China.

Sebelum datangnya wabah virus korona, perusahaan memperkirakan penjualan di gerai-gerai yang buka dalam 13 bulan naik sebesar 3%. Namun kini Starbucks memperkirakan 50% dan pukulan antara USD400 juta hingga USD430 juta dalam pendapatannya di China dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya.

Baca Juga: Bisikan ke Menko Luhut: Daripada Starbucks di Bandara Mending Starprogo

Saat ini gerai Starbucks di China telah 90% beroperasi. Namun pengoperasian belum kembali dengan normal sepenuhnya. Beberapa gerai masih mengurangi jam kerja dan membatasi tempat duduk untuk menjaga jarak satu sama lain.

Perusahaan mengharapkan 95% gerai akan dibuka pada akhir kuartal kedua, tetapi dengan jenis layanan yang terbatas. Starbucks (SBUX) juga aktif memerangi keberadaan virus korona, dengan mengharuskan karyawannya memakai masker dan menjalani pemeriksaan suhu setiap harinya. Mereka juga menghindari menyentuh pelanggan dengan menggunakan layanan "contactless".

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya