Minyak Anjlok 30% ke Level Terendah Sejak 1991, Imbas Konflik Arab Saudi-Rusia

Taufik Fajar, Jurnalis
Senin 09 Maret 2020 12:08 WIB
Kilang Minyak (Reuters)
Share :

JAKARTAHarga minyak turun tajam ke level terendah sejak 1991. Harga minyak turun karena Arab Saudi memulai perang harga dengan Rusia dengan memangkas harga jualnya dan berjanji untuk meningkatkan produksi imbas virus korona.

Minyak mentah berjangka Brent turun sebanyak USD14,25 atau 31,5% menjadi USD31,02 per barel. Ini adalah penurunan persentase terbesar sejak 17 Januari 1991, pada awal Perang Teluk pertama dan terendah sejak 12 Februari 2016.

Baca juga: Permintaan Turun Imbas Wabah Korona, OPEC Upayakan Pangkas Produksi

Sementara itu, Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun sebanyak USD11,28 atau 27,4% menjadi USD30 per barel. Ini juga penurunan persentase terbesar sejak Perang Teluk pertama pada Januari 1991 dan terendah sejak 22 Februari 2016.

Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar di dunia, berusaha menghukum Rusia, produsen terbesar kedua di dunia, karena menolak untuk memangkas produksi yang diusulkan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Baca juga: Harga Minyak Mentah Turun saat OPEC Negosiasi dengan Rusia

OPEC dan produsen lain mendukung pemotongan untuk menstabilkan penurunan harga yang disebabkan oleh kejatuhan ekonomi dari wabah virus korona.

Arab Saudi berencana untuk meningkatkan produksi minyak mentah di atas 10 juta barel per hari (bph) pada bulan April setelah kesepakatan pasokan saat ini antara OPEC dan Rusia, - yang dikenal sebagai OPEC+ berakhir pada akhir Maret.

"Arab Saudi dan Rusia memasuki perang harga minyak yang cenderung terbatas dan taktis," kata Grup Eurasia dalam sebuah catatan dilansir Reuters, Senin (9/3/2020).

Arab Saudi telah membuka perang dengan memotong harga jual resminya untuk bulan April untuk semua kadar minyak mentah ke semua tujuan dengan antara USD6 hingga USD8 per barel. Upaya China untuk mengurangi penyebaran virus korona telah mengganggu ekonomi terbesar kedua di dunia dan membatasi pengiriman ke importir minyak terbesar.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya