JAKARTA - Demi menahan penyebaran virus Corona atau Covid-19, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan Pembatasan operasi transportasi. Akan tetapi mengalami kendala membeludaknya antrean di tiap halte dan stasiun.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Agung Pambudi menilai pembatasan operasi transportasi publik yang membuat antrean penumpang karena tidak semua perusahaan siap dengan cara kerja dari rumah.
Baca juga: Tak Perlu Protokoler, Sudah Banyak Perusahaan Terapkan Kerja dari Rumah
"Masing-masing (perusahaan) kan akhirnya memiliki pertimbangannya sendiri ya. Dan sifatnya ini kan imbauan," kata Agung mengutip BBC Indonesia, Jakarta, Senin (16/3/2020).
Menurut Agung, kerja dari rumah bisa dilakukan untuk sektor-sektor tertentu seperti industri jasa. "Travel agency lalu jasa konsultan kemudian jasa-jasa yang lainnya, itu tentu relatif lebih bisa gampang dilakukan melalui WFH, dengan bantuan alat-alat IT information and communication technology," katanya.
Baca juga: Bekerja dari Rumah Imbas Virus Korona, Perusahaan Bisa Rugi?
Sementara itu, industri manufaktur atau perusahaan yang melibatkan produksi dengan mesin tak mungkin dikerjakan dari rumah. Hal ini berbeda dengan fungsi-fungsi kerja kantoran seperti bagian HRD, Keuangan, Marketing dan lain-lain.
"Tetapi untuk fungsi-fungsi produksi maintenance kemudian setelah itu kan akan almost impossible (hampir mustahil)," tambah Agung.
Agung menambahkan, sejauh ini pemerintah, khususnya Pemprov DKI Jakarta tidak menjelaskan secara rinci tentang makna 'bekerja dari rumah'. Sehingga, pihak perusahaan sampai masyarakat kebingungan.
(Fakhri Rezy)