JAKARTA - Protokoler bekerja dari rumah di tengah kondisi merebaknya virus korona di Indonesia kian hangat diperbincangkan. Protokoler ini dinilai akan membawa kerugian bagi perusahaan.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani menjelaskan bahwa tidak seluruh perusahaan dapat menjalankan fungsi pekerjaannya tanpa interaksi langsung dan tidak berada di tempat atau kantor. Dengan tidak adanya interaksi maka produktifitas kerja tidak akan terjadi.
"Banyak kegiatan usaha dan pekerjaan yang masih membutuhkan interaksi langsung antar manusia atau menuntut pekerjaan tersebut dilakukan di tempat tertentu. Tanpa adanya interaksi atau tidak berada di tempat tersebut, pekerjaan atau produktifitas tidak terjadi," papar Shinta dalam keterangan tertulisnya kepada Okezone, Jakarta, Sabtu (14/3/2020).
Dengan tak terjadinya produktifitas, maka perusahaan berpotensi mengalami kerugian. Kerugian ini pun ditaksir Shinta akan bergantung pada jenis usaha dan berapa banyak porsi pekerjaan yang dapat dipertahankan secara remote.
"Kalau tidak ada produktifitas sudah pasti perusahaan akan rugi. Kerugiannya berapa ya belum tahu karena tergantung jenis usahanya dan seberapa banyak porsi pekerjaan/produktifitas yang bisa dipertahankan dalam kondisi remote," tambah Shinta.