Dolar AS Sentuh Level Tertinggi dalam 3 Tahun Terakhir

Taufik Fajar, Jurnalis
Kamis 19 Maret 2020 08:12 WIB
Kurs Dolar AS Menguat. (Foto: Okezone.com/Reuters)
Share :

NEW YORK - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap beberapa mata uang utama. Kenaikan ini menyentuh level tertinggi multi-tahun, karena perusahaan dan investor bergegas mengalihkan investasi ke yang dirasa aman di tengah virus corona, salah satunya mata uang AS.

Indeks dolar yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya naik sekitar 1,69% menjadi 101,08 atau tertinggi sejak April 2017. Adapun mata uang yang mencapai posisi terendah seperti pound Inggris, dolar Australia, dan dolar Selandia Baru.

Baca Juga: Dolar AS Perkasa usai Keputusan Terbaru The Fed

Mata uang yang terpapar tersebut disebabkan karena ekspor di negaranya bernasib sangat buruk. Misalnya, dolar Australia merosot ke level terendah USD0,5702 pada hari Rabu, sementara dolar Selandia Baru menyentuh level terendah dalam 11 tahun pada level USD0,5697 sen.

Sterling turun 3,73% menjadi USD1,16 atau level terendah sejak pound disebut 'flash crash' pada Oktober 2016. Bahkan mata uang safe-haven lain yang dirasa dipersepsikan berjuang melawan greenback, seperti yen Jepang turun 0,4% dan franc Swiss turun sekitar 0,8%.

Baca Juga: Dolar AS Menguat Tapi Dikalahkan Yen Jepang

Dolar Kanada melemah ke level terendah empat tahun terhadap greenback pada hari Rabu karena harga minyak jatuh.

Pelemahan mata uang tersebut menunjukkan tanda-tanda kekhawatiran ada di mana-mana ketika bank sentral global melanjutkan upaya untuk menjaga pasar uang berfungsi normal.

"Dalam nada yang sama dengan konsumen mengosongkan rak di toko-toko kelontong, investor dan perusahaan memperlakukan greenback dengan cara yang sama, melahapnya dengan status sangat likuid," kata Analis Pasar Senior Western Union Business Solutions Joe Manimbo, dilansir dari Reuters, Kamis (19/3/2020).

Dolar telah melonjak terhadap mata uang utama lainnya dalam beberapa hari terakhir ditopamg dua penurunan suku bunga darurat oleh Federal Reserve AS. Indeks dolar naik lebih dari 6% selama tujuh sesi perdagangan terakhir.

Bank Sentral Eropa, Bank Inggris dan Bank Nasional Swiss semuanya mengadakan penjualan likuiditas dolar pada hari Rabu, sebagai bagian dari suntikan dana terkoordinasi terbesar oleh bank sentral sejak krisis keuangan 2007-2009.

Tingginya permintaan dalam lelang ini membuat beberapa orang gelisah di pasar uang, tetapi beberapa analis mengatakan bahwa karena sifat kekurangan dolar yang meluas, jalur pertukaran The Fed dengan bank sentral utama mungkin tidak cukup.

The Fed mengatakan pada hari Selasa akan mengembalikan fasilitas pendanaan yang digunakan selama krisis keuangan 2008 untuk mendapatkan kredit langsung ke bisnis dan rumah tangga.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya