JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, BI bersama pemerintah menyiapkan beberapa langkah untuk mengantisipasi dampak ekonomi karena virus corona. Di mana perekonomian menghadapi tantangan yang sangat sulit karena mewabahnya Covid-19.
Dirinya bersama tiga lembaga keuangan termasuk pemerintah sedang mendiskusikan untuk membangun pondasi kuat dalam menangkal virus corona. Dirinya pun berjanji akan bersikap hati-hati (prudent) dalam mengambil kebijakan.
Dari sisi pemerintah misalnya, telah menyediakan dana kesehatan dan jaring pengaman sosial melalui Kementerian Keuangan. Sedangkan BI bersama OJK dan LPS juga menjaga sektor perbankan dan lembaga keuangan lain agar tidak terpukul oleh virus corona.
Baca Juga: BI Catat Penurunan Penjualan Eceran 0,8% pada Februari 2020
Khusus untuk BI, Perry berkomitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan juga menggelontorkan likuiditas melalui quantitative easing sekitar Rp300 triliun sejak awal tahun. Hal ini dilakukan untuk memberikan stimulus bagi sektor riil melalui industri perbankan Tanah Air.
Perry menambahkan, pihaknya menjalin kerja sama dengan sejumlah lembaga dunia untuk mendukung cadangan devisa apabila terjadi krisis berkepanjangan. Salah satu contoh paling baru adalah BI mendapat komitmen dari The Federal Reverse (The Fed) sebesar USD60 miliar dalam bentuk repurchase agreement line (repo line).
Selain The Fed, BI juga mendapatkan repo line dengan Bank for International Settlement (BIS) sebesar USD2,5 miliar. BI juga meraih repo line dari Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) sebesar USD3 miliar dan bank sentral dari sejumlah negara kawasan USD500 juta-USD1 miliar.