OPEC dan Rusia Sepakati Pemangkasan Produksi buat Harga Minyak Naik

, Jurnalis
Senin 13 April 2020 19:12 WIB
Kilang Minyak (Reuters)
Share :

JAKARTA - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (Organization of Petroleum Exporting Countries/OPEC) dan para sekutunya yang dipimpin Rusia sepakat memangkas produksi yang sentuh rekor terbanyaknya. Hal ini untuk menopang harga minyak di tengah pandemik virus corona.

Dilaporkan kesepakatan yang belum pernah terjadi sebelumnya di antara negara-negara produsen minyak, termasuk Amerika Serikat, akan mengurangi pasokan minyak global sebanyak 20 persen.

 Baca juga: OPEC Setujui Pemangkasan Pasokan Minyak hingga 9,7 Juta Barel

Mengutip VoA Indonesia, Jakarta, Senin (13/4/2020), sejumlah upaya untuk memperlambat penyebaran virus corona menghancurkan permintaan bahan bakar minyak (BBM) dan membuat harga minyak terjungkal, serta menekan anggaran para produsen minyak. Kondisi itu juga memukul industri minyak serpih (shale oil) Amerika Serikat, yang lebih rentan terhadap harga rendah karena biayanya lebih tinggi.

OPEC+ mengatakan pihaknya sudah menyetujui pemotongan produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) untuk Mei dan Juni. Kesepakatan itu tercapai setelah pembicaraan selama empat hari dan tekanan dari Presiden AS Donald Trump untuk mengerem penurunan harga.

 Baca  juga: Harga Minyak Jatuh, Investor Meragukan Keputusan OPEC

Sumber-sumber OPEC+ mengatakan mereka memperkirakan total pemotongan produksi minyak secara global mencapai lebih dari 20 juta bph ata 20 persen dari pasokan dunia. Kesepakatan itu akan berlaku 1 Mei. OPEC mencantumkan angka yang sama dalam rancangan pernyataan, tetapi menghapus bagian itu dari versi akhir.

Pemotongan produksi minyak terbesar dalam sejarah itu lebih besar empat kali dari rekor pemotongan sebelumnya pada 2008. Para produsen minyak akan melonggarkan pembatasan setelah Juni, meski pemangkasan produksi akan berlaku hingga April 2022.

Gedung Putih dalam pernyataannya mengatakan, Trump menyambut komitmen oleh Arab Saudi dan Rusia “untuk mengembalikan produksi minyak ke level yang konsisten dengan energi global dan stabilitas pasar keuangan.”

Permintaan minyak dunia turun sekitar sepertiga karena pandemik virus corona. Harga minyak dunia melonjak lebih dari USD1 per barel pada perdagangan Senin (13/4) setelah kesepakatan tersebut.

Akan tetapi, kenaikan usai kesepakatan tersebut masih terhalang akan kelebihan pasokan yang sudah terjadi. Hal ini dikarenakan Pandemik Virus Corona masih terus menekan permintaan minyak mentah dunia.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya