Sri Mulyani memberikan prediksi bahwa pemulihan ekonomi akan bisa berjalan paling tidak mulai kuartal terakhir tahun 2020 dan akselerasinya dilakukan di tahun 2021.
“Pertumbuhan ekonomi kita untuk kuartal kedua dan ketiga ini tekanannya akan sangat berat. Pada skenario kita yang berat itu ada di titik mendekati 0. Dan kalau untuk kuartal keduanya itu akan mendekati 0 atau bahkan mungkin bisa negatif. Namun di kuartal ketiga kita harapkan sudah mulai recovery,” ujar Menkeu, usai rapat dengan Presiden belum lama ini.
Menkeu memproyeksikan, tekanan pada kuartal kedua dan ketiga sangat besar, yaitu pertumbuhan bisa mendekati 0 dan 1,5 atau negatif di minus 2%. Diharapkan recovery sudah mulai pada kuartal terakhir tahun ini serta momentum ini akan terus diakselerasi di tahun 2021.
Optimistis dan Kreatif
Meski di tengah kesulitan, ada hal-hal positif yang bisa dilakukan masyarakat di tengah pandemi ini. Bahkan, bisa menjadi bisnis baru yang bisa menambah pundi-pundi uang.
Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali mengatakan, di tengah mewabahnya virus corona atau Covid-19 saat ini, pasti ada peluang atau kesempatan (opportunity) bagi pelaku usaha mengembangkan bisnisnya.
Maka dari itu, di saat-saat penuh tantangan seperti ini, kuncinya adalah optimisme, kreativitas, inovasi. "Wabah SARS di Tiongkok pada 2003 lalu menjadi momentum pertumbuhan toko online.
“Taobao milik Alibaba yang kini mendunia. Artinya, jika melihat dengan jernih, selalu ada peluang di balik musibah," ucap Rhenald.
Kejernihan berpikir itulah yang juga menjadi perhatian Rhenald. "Saya ingin masyarakat dan pelaku usaha mendapat pegangan agar tetap bisa berpikir jernih di saat seperti ini," terangnya.