JAKARTA - Pemerintah memulai tahun ini dengan optimisme yang tinggi, di mana neraca perdagangan Indonesia akan terus meninggat. Namun semua ini hanya berjalan 3 bulan pertama, ekspor dan impor Indonesia dalam keadaan menurun sejak virus corona masuk.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menceritakan, kinerja ekspor bila di lihat data Januari hingga akhir 2019 terus menerus kontraktif. Namun pada Januari 2020, bahkan mulai Desember 2019 pertumbuhannya sempat positif growt.
Maka dari itu, pemerintah pun menetapkan outlook ekonomi 2020 dengan cukup optimis. Ditambah lagi sentimen positif bahwa Amerika Serikat dan China melakukan kesepahaman dan pengurangan kenaikan tarif.
Baca Juga: Neraca Dagang RI dengan China Defisit USD2,94 Miliar tapi Surplus Lawan AS
"Namun kemudian begitu lepas Februari 2020, di mana ekspor sempat melonjak 11%. Maret menunjukan tren negatif. Jadi kita sempat optimis pada Desember, Januari, Februari dan terjadi pembelokan pada Maret ini," ujarnya, dalam telekonferensi, Jumat (17/4/2020).
Sedangkan sisi impor, kata Sri Mulyani, pergerakannya konstan. Namun sempat ada harapan saat terjadi negatif growt di 2019, di mana sektor produksi mulai menunjukan tanda-tanda untuk positif. Dengan catatat pada Maret, impor negativ 0,7%.