“Pasar keuangan Indonesia juga mencatat dalam hal ini suatu gejolak sama dan lebih besar. Kalau di krisis keuangan global 2008 capital outflow Rp69,9 triliun, dan waktu taper tantrum 2013 Rp36 triliun. Maka periode Januari-Maret lalu di mana capital outflow Rp145,28 triliun adalah lebih dari 2 kali lipat saat guncangan krisis global,” jelas dia.
Baca Juga: BI Catat Dana Asing Kabur Rp2,14 Triliun pada April
Dia memaparkan, dari sisi penularan covid-19 berkembang ke dampak sosial ekonomi. Hal ini menyebabkan merosotnya output atau PDB semua negara di dunia
“Perambatan atau domino effect dari covid yang bermula dari kesehatan, kemudian menimbulkan lockdown effect ke sosial dan ekonomi, dan berpotensi menjadi ancaman terhadap stabilitas sistem keuangan, jadi perhatian sangat tinggi dari KSSK,” tutur dia.
(Dani Jumadil Akhir)