Ekonomi Kawasan Eropa dan Asia Mulai Dihidupkan Kembali

, Jurnalis
Senin 18 Mei 2020 13:41 WIB
Waspada Virus Corona. (Foto: Okezone.com)
Share :

JAKARTA – Beberapa negara di kawasan Eropa dan Asia mulai membuka kembali aktivitas ekonominya di tengah pandemi corona. Dua kota besar di Spanyol masih memberlakukan lockdown, sementara seluruh bagian lain di negara itu mulai menghidupkan kembali kegiatan ekonominya.

Spanyol, yang saat ini menjadi negara keempat dengan jumlah korban meninggal akibat virus corona terbesar di dunia, hari Minggu melaporkan korban meninggal terendah sejak lockdown dimulai pertengahan Maret lalu.

Baca Juga: Segini Dana yang Disiapkan Pulihkan Ekonomi untuk Dunia Usaha

Italia juga akan mulai menghidupkan kegiatan ekonominya minggu ini dan wisatawan mulai diizinkan berkunjung lagi mulai 3 Juni nanti.

Wapres Komisi Eropa Margrethe Vestager dan pejabat Komisi Eropa untuk Pasar Internal Thierry Breton dalam konferensi pers di Brussels, Belgia, dilansir dari VOA, Senin (18/5/2020).

Di Turki, warga lansia diizinkan meninggalkan rumah hari Minggu, bagian dari pedoman baru yang mengizinkan orang-orang yang berusia di atas 65 tahun atau yang berisiko tinggi tertular virus itu, untuk keluar rumah selama enam jam.

Baca Juga: Pemulihan Ekonomi, Anggaran Rp35 Triliun untuk Penyelamatan Bank atau UMKM?

Inggris mengumumkan telah mempekerjakan hampir semua pelacak kontak untuk melacak perebakan virus ini ketika negara itu melonggarkan langkah-langkah lockdown. Tetapi Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte akhir pekan lalu mengingatkan bahwa warga untuk tidak mengharapkan tersedianya vaksin dalam waktu dekat.

“Prosesnya masih sangat lama dan saya harus jujur mengatakan bahwa vaksin mungkin belum akan bisa dibuat,” demikian tulisan Johnson di suratkabar Inggris.

Sementara itu di Thailand, pusat-pusat perbelanjaan dibuka kembali untuk pertama kalinya hari Minggu ini ketika negara itu melaporkan kasus baru Covid-19 di bawah angka sepuluh.

Perebakan virus corona dan jumlah korban yang meninggal dunia akibat virus ini masih mencemaskan. Lebih dari 4,6 juta orang di seluruh dunia tertular dan lebih dari 312.000 orang meninggal dunia.

Amerika masih menjadi negara dengan jumlah korban terbesar di dunia, yaitu hampir 1,5 juta orang tertular dan lebih dari 90.000 orang meninggal .

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan hampir seperempat juta orang di dunia akan tertular virus ini dan 150 ribu orang di Afrika akan meninggal jika tidak ada langkah serius yang diambil. Kajian yang dipublikasikan di jurnal BMJ. Global Health itu memproyeksikan tingkat perebakan dan kematian yang lebih rendah di beberapa bagian dunia, seperti Eropa dan Amerika.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya