JAKARTA - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mencetak laba bersih sebesar Rp1,08 triliun pada triwulan I-2020. Namun untuk kuartal selanjutnya, kinerja perseroan dihadapkan dengan dampak parah dari pandemi virus corona atau Covid-19.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, kondisi di triwulan II-2020 diperkirakan berbeda karena kondisi pasar baja yang melemah sampai sekitar 50% akibat ekonomi Indonesia mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Ini yang Bikin Krakatau Steel Cetak Laba Setelah 8 Tahun Rugi
“Melemahnya perekonomian nasional telah berdampak pada industri baja. Hal ini jika berlanjut terus menerus maka diperkirakan akan berdampak pada kinerja di tahun 2020,” tutur Silmy, dalam keterangannya, Jumat (29/5/2020).
Menurutnya, industri baja merupakan “Mother of Industries” yang memiliki multiplier effect yang sangat luas khususnya dalam hal ketersediaan lapangan pekerjaan, pengurangan ketergantungan terhadap impor, dan peningkatan daya saing industri nasional.
Baca Juga: Bos Krakatau Steel Blakblakan Ungkap Dampak Covid-19 pada Industri Baja
Akibat dari dampak Covid-19, besar kemungkinan jika keadaan ini berlarut-larut dan kita tidak melakukan langkah-langkah antisipasi maka industri hilir dan industri pengguna akan menutup lini produksinya karena rendahnya utilisasi. Hal ini sangat berisiko karena karakteristik industri memerlukan waktu untuk melakukan proses start-up produksi dan kondisi tersebut akan menimbulkan celah masuknya produk impor yang dapat menimbulkan defisit neraca perdagangan nasional.