JAKARTA - Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB) karena investor mengalihkan fokusnya pada pemulihan ekonomi setelah kebijakan lockdown dilonggarkan akibat pandemi virus corona.
Melansir Reuters, Jakarta, Rabu (3/6/2020), indeks Dow Jones Industrial Average naik 267,63 poin atau 1,05%, menjadi 25.742,65, indeks S&P 500 naik 25,09 poin atau 0,82% menjadi 3,080,82 indeks dan Nasdaq Composite naik 56,33 poin, atau 0,59% menjadi 9608,38.
Baca Juga: Wall Street Menguat meski Ada Kerusuhan di AS
Saham-saham sektor teknologi, industri dan keuangan memberikan dorongan terbesar untuk ketiga indeks saham utama.
Indeks Nasdaq, S&P 500 dan Dow telah mendekati level tertinggi sepanjang masa dalam beberapa minggu terakhir dan sekarang masing-masing sekitar 2%, 9% dan 13%, di bawah level penutupan rekor.
Baca Juga: Dow Jones Melemah, Wall Street Berakhir Mixed
Indeks S&P 500 dan Nasdaq telah ditutup di wilayah positif enam hari perdagangan dari tujuh sesi terakhir.
"Teknis mendorong pasar lebih tinggi dan pasar tidak memperhatikan potensi masalah yang bisa terjadi pada ekonomi lokal," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities di New York.
Di sisi lain, aksi protes nasional atas kematian seorang pria kulit hitam di tangan aparat penegak hukum terus berlanjut, bahkan ketika Presiden Donald Trump berjanji untuk melepaskan militer pada para demonstran.
Jika kekerasan berlanjut, ini dapat memperburuk dampak coronavirus pada bisnis.
“Banyak akan tutup; akan ada jam malam; orang-orang tidak akan bisa berbelanja dan itu akan lebih merusak perekonomian," katanya.
Tapi menguatnya sentimen pasar akan pemulihan ekonomi didorong paket-paket stimulus besar-besaran dari Capitol Hill dan Federal Reserve AS telah mengangkat rasa optimisme investor.
Pelaku pasar sekarang menunggu laporan penting soal data pekerjaan pada hari Jumat dari Departemen Tenaga Kerja untuk gambaran yang lebih jelas tentang tingkat kerusakan ekonomi yang ditimbulkan akibat lockdown.
Laporan ini diprediksi menunjukkan tingkat pengangguran melonjak jadi 19,7% yang bersejarah.
(Dani Jumadil Akhir)