JAKARTA - Harga minyak naik lebih dari 2% pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB) karena tanda-tanda bahwa permintaan bahan bakar mulai pulih di tengah pandemi virus corona.
Sementara itu anggota OPEC + mematuhi kesepakatan pengurangan produksi minyak sehingga bisa menahan kekhawatiran bahwa infeksi virus corona dapat memperlambat ekonomi global.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Tertekan, Khawatir Gelombang Kedua Covid-19
Melansir Reuters, Jakarta, Selasa (16/6/2020), harga minyak minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 86 sen, atau 2,4% menjadi USD37,12 per barel. Minyak mentah Brent naik 99 sen atau 2,6%, menjadi USD39,72 per barel.
Rebound-nya harga minyak setelah Menteri Energi Uni Emirat Arab menyuarakan keyakinan bahwa negara-negara OPEC + dengan kepatuhan pemotongan yang disepakati akan memenuhi komitmennya. Mereka juga melaporkan tanda-tanda permintaan minyak meningkat.
"Itu sepertinya menghilangkan beberapa negatif pasar," kata analis senior di Price Futures Group Phil Flynn. "Ini ketakutan tentang virus corona versus kenyataan dari apa yang terjadi di lapangan,"
Baca Juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Harga Minyak Dunia Turun
Panel pemantauan yang dipimpin OPEC akan bertemu Kamis untuk membahas apakah negara-negara telah memberikan bagian mereka dari pengurangan produksi.
"Irak setuju dengan perusahaan-perusahaan minyak utama untuk memangkas produksi minyak lebih lanjut pada Juni," kata para pejabat Irak.
Sementara, Arab Saudi juga telah mengurangi volume minyak mentah pemuatan Juli yang akan disuplai ke setidaknya lima pembeli di Asia, kata sumber.
Namun, kekhawatiran permintaan bahan bakar telah membebani sentimen pasar. Lebih dari 25.000 kasus baru virus corona dilaporkan pada hari Sabtu di Amerika Serikat, di mana lebih dari 2 juta orang telah terinfeksi, sekitar seperempat dari kasus di seluruh dunia.
Setelah hampir dua bulan tanpa infeksi baru, pejabat Beijing melaporkan 79 kasus virus corona selama empat hari terakhir, memicu kekhawatiran akan merebaknya salah satu kota terpadat di dunia.
Data ekonomi dari China menunjukkan ekonomi terbesar kedua di dunia itu berjuang untuk kembali ke jalurnya. Output industri pada bulan Mei diperluas 4,4% dari tahun sebelumnya, kurang dari yang diharapkan.
(Dani Jumadil Akhir)